Sunday, December 20, 2015

Renungan dari Injil Yohanes: Terang Menjadi Kehidupan

Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. (Yohanes 1:1)

NIV : In the beginning was the Word, and the Word was with God, and the Word was God.

Yesus adalah Allah pada mulanya.
Yohanes tidak menyebut ‘He is God in the beginning’, tapi ‘He was God in the beginning’.
Yesus adalah Allah bahkan sebelum pada mulanya.

Light of the world 2Yesus adalah Firman yang abadi. Dalam bahasa Ibrani kata yang digunakan adalah ‘dabar’. Yang juga berarti perbuatan/deed.
Yesus selalu melakukan apa yang Dia katakan.
Dia adalah Firman Allah sekaligus perbuatan Allah.
Keselamatan kita terletak pada fakta bahwa Dia melakukan yang Dia katakan dan fakta bahwa FirmanNya adalah PerbuatanNya.
Kita selamat tergantung pada apa yang Dia katakan dan Dia lakukan.
Seringnya, …. kita pikir keselamatan kita adalah apa yang Dia katakan dan apa yang KITA lakukan.
Itu, harus diubah, sahabat!

Yesus adalah Kata Terakhir (The Final Word)
Kitab Ibrani menyatakannya. Yesus Sang Firman lebih tinggi daripada perkataan yang disampaikan dengan perantaraan para malaikat (Ibrani 2:2).
Perkataan yang disampaikan lewat perantaraan malaikat adalah Taurat.
Yesus jauh lebih tinggi dari para malaikat.
Taurat diberikan pada Musa dengan perantaraan malaikat, tapi kasih karunia dan kebenaran datang secara pribadi dari Bapa melalui ‘The Final Word’ Anak-Nya Yesus (Yohanes 1:17).

Kata Yunani untuk Firman adalah ‘logos’.
Filosofi. Logika. Pengetahuan di balik segala sesuatu. Perhatikan kata-kata ini : BioLOGI, ToeLOGI, PsikoLOGI, MusikoLOGI dan lainnya.
Semua berasal dari kata ‘logos’.
Yesus-lah logos di belakang semua ilmu itu.
Yesus-lah sistem yang membuat semuanya berjalan.
Yang luarbiasanya, di dalam LOGOS kita menemukan HIDUP.
HIDUP bagi SEMUA ORANG.
Kita mencari kehidupan dalam semua ilmu/logi yang kita pelajari, tapi HIDUP yang sejati adalah DIA yang berada di belakang semua logi.
Paulus menyebut-Nya Hikmat kita (1Korintus 2:7). Yohanes menyebut-Nya HIDUP yang menopang semesta.

Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita.
Suatu pernyataan yang luar biasa!
TERANG menjadi KEHIDUPAN.
Manna menjadi manusia.
Kekekalan masuk ke dalam waktu.
Firman ada di tengah-tengah kita.
Kasih karunia dan Kebenaran ada di tengah-tengah kita.

Kasih karunia dan Kebenaran ada di tengah-tengah kita, … dan sekarang DI DALAM kita.

Kasih yang menjadi Firman Allah telah diberikan bagi kita dan PerbuatanNya telah dilakukan untuk kita.

john 1 14Yohanes 1:14
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Dalam teks aslinya Yohanes menulis ‘kemuliaan yang diberikan pada-Nya sebagai anak dari seorang bapa’ (‘begotten of a father’, bukan ‘the Father’).
Kemuliaan itu yang kita saksikan. Kemuliaan Yesus sebagai anak dari seorang bapa.
Kita mendapat bagian dalam kemuliaan itu saat kita dijadikan anak dari bapa yang sama. Kita memasuki hubungan yang sama dengan yang dimiliki Yesus dengan Bapa.

DIAM di antara kita, artinya ‘mendirikan kemah-Nya’ di tengah kita.
Saya suka ini.
Kemah sejati bukanlah tempat dimana para imam mempersembahkan darah korban binatang.
Kemah sejati kita adalah Tuhan Yesus.
Dialah Jalan (pelataran), Kebenaran (Ruang Kudus) dan Hidup (Ruang Mahakudus).
Dan Kemah Sejati itu berdiam di tengah KITA.
Dia senang berada di tengah KITA.

Berbeda dengan kemah perjanjian lama yang didalamnya ada kematian, Kemah Sejati yang hidup berada di tengah kita.

Tak heran penulis kitab Ibrani menyebut-Nya ‘Jalan yang baru dan yang Hidup’

Ibrani 10:20
karena Ia telah membuka JALAN YANG BARU dan yang HIDUP bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri.

Heb 10 20

[Simon Yap : “Meditation from John’s Gospel : Light Became Life”; 17 June 2011]

Silakan check tulisan terjemahan asli dan penerjemahnya: Mona Yayaschka


Sunday, December 13, 2015

#Wallpaper “God’s #Love Poured” – (#free #download / #unduh #gratis)

Silakan unduh gratis (free download) Wallpaper “God’s Love Poured” untuk koleksi Anda dengan mengklik gambar di bawah!

:)

Tuhan mengasihi Anda tidak peduli apakah Anda merasakannya atau tidak! Kasih-Nya tidak bersyaratkan atas perbuatan baik atau kesucian Anda. Anda harus memulai dari tempat ini dimana “Tuhan telah memberikan segalanya, dan jika saya tidak merasakan kasih-Nya, itu bukan bahwa Tuhan belum memberikan; itu adalah saya yang tidak menyadari apa yang saya miliki.” … Bagaimana bisa Anda pernah ragu bahwa Anda akan mendapatkan sesuatu yang sudah Anda miliki?!

Bacalah artikel Anda Telah Memilikinya! dan diberkatilah lebih lagi! Anda juga bisa mengunduh wallpaper ini dengan mengklik gambarnya di artikel tersebut.

romans5-5Silakan unduh gratis gambar besarnya dengan mengklik gambar

Catatan:
Gambar-gambar besar ini diunduh dari situs lain.
Kemungkinan besar gambar aslinya memiliki copy right. Karena itu harap tidak diperjualbelikan atau dipergunakan untuk keuntungan pribadi, melainkan pakailah untuk membangun iman pribadi maupun orang lain di sekeliling Anda sebagai berkat anugerah-Nya!

Kristus Yesus memberkati Anda dalam Kasih Karunia-Nya!


Benarkah Injil ‘Hyper-Grace’ Menghasilkan Kedurhakaan?

Tanggapan Untuk Daniel Norris

ImAHyperGracePreacherV2Sebuah artikel yang memfitnah Injil Hyper-grace dan orang-orang yang mengkhotbahkannya kembali diterbitkan dalam majalah Charisma.
Dalam artikel itu, Daniel Norris mengkuatirkan pemberitaan kasih karunia tanpa disertai Hukum Taurat akan membawa orang kepada kedurhakaan yang Yesus katakan akan makin bertambah di akhir zaman (lihat Matius 24:12).
Implikasinya adalah kami, orang-orang yang mengkhotbahkan Injil Hyper-grace telah menyebabkan kasih banyak orang menjadi dingin. Bahkan ada yang menulis dan mengklaim pengajaran kami yang ‘sesat’ telah mengirim jutaan orang ke neraka (Steve Hill : The Spiritual Avalanche That Could Kill Millions).

Punch-line artikel ini adalah kita seharusnya bersukacita dalam Taurat perjanjian lama, sebagaimana Daud, untuk menyeimbangkan ‘perahu miring’ kasih karunia.

Karena saya adalah salah satu yang memberitakan ‘teologi beracun’ hyper-grace, dan karena saya sejak lama telah mengatakan bahwa Taurat BUKANLAH untuk orang percaya, ijinkan saya memberi tanggapan atas tuduhan dalam artikel tersebut, yang saya ringkas dalam 8 poin.

#1. Mengkhotbahkan kasih karunia tanpa Taurat adalah ketidakseimbangan.

Ingat Yohanes 3:16!
Tanggapan saya :
Yohanes 3:16 adalah kalimat terindah dan teragung yang pernah diutarakan dan penghujungnya berbunyi seperti ini “…supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Perhatikan tanda titik di ujung kalimat. Itu adalah tanda titik terbesar dalam sejarah tanda titik.
Tanda titik itu adalah bukti TIDAK ADA label harga yang Allah sematkan atas kasih karuniaNya.
Hidup penuh kelimpahan dan berkat yang Yesus tawarkan sudah diberikan dan dibayar di salib.
Anda tak bisa berusaha mendapatkannya, mengusahakannya atau membayarnya.
Satu-satunya yang harus anda lakukan untuk menerimanya adalah dengan percaya.

Apa kaitannya dengan Taurat? Sama sekali tak ada.
Kata ‘Hukum Taurat’ sama sekali tidak disebutkan dalam ayat tersebut, bahkan dalam satu pasal.
Jika Yesus tidak memandang perlu menyeimbangkan kasih karunia dengan Taurat, saya rasa kita juga tidak perlu.

“Kita menyanyi … “Wahai jiwaku, jangan lagi berusaha menarik kehidupan dan kelegaan dari Taurat”, karena dari Taurat datang hanya kematian bukan kehidupan, penderitaan bukan kelegaan.
Taurat hanya bisa menuduh dan menghakimi.
Kapankah para maha guru dan para pelayan Kristus yang terkenal belajar membedakan mana Taurat dan mana kasih karunia?
Banyak dari mereka yang mencampur-adukkan keduanya dan menyajikan ramuan beracun kepada orang-orang, satu ounce kasih karunia dalam satu pound Taurat, padahal 1 tetes Taurat pun sebenarnya sudah meracuni keseluruhannya.
~Charles Spurgeon, Sermon No.531 “The Warrant of Faith”. 20 September 1863
Keterangan : 1 ounce = 28.349 gram, 1 pound = 453.592 gram

#2. Taurat Allah menunjukkan pada kita seperti apa kehidupan yang benar

Tanggapan saya :
Rasul Paulus pernah bilang, “Sebab tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat ..” (Roma 3:20).
Melakukan Taurat dan berharap menjadi benar adalah perbuatan daging.

Tn. Norris menulis bahwa “di bawah Taurat seseorang dimampukan untuk menjadi benar”. Yang dimaksudkannya adalah kasih karunia merupakan ‘pelumas’ yang membantu dan melicinkan usaha anda mentaati Taurat dan menjadi benar.
Tapi Rasul Paulus katakan kebenaran adalah anugerah (Roma 1:17). Ketaatan anda melakukan Taurat tidak termasuk di dalamnya.

Tetapi barangsiapa meneliti HUKUM YANG SEMPURNA, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.
Yakobus 1:25 TB

Tapi ‘hukum yang sempurna’ yang dimaksudkan Yakobus bukanlah hukum Taurat perjanjian lama, karena hukum yang itu TIDAK memerdekakan orang.
Yesus sajalah yang memerdekakan orang, benar-benar merdeka.
Yesus-lah ‘hukum yang sempurna’, “Firman (yang hidup) yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.” (Yakobus 1:21).

Taurat perjanjian lama adalah ibarat cermin.
Lihatlah ke dalamnya dan yang anda temukan hanyalah kesalahan, kegagalan, ketidaksempurnaan, dosa anda.
Yakobus pada dasarnya sedang mengatakan, “Berhentilah memandangi dirimu di ‘cermin Taurat’. Berhenti memandangi ketidaksempurnaanmu, dan pandanglah Yesus dan kesempunaanNya yang mahamulia.”

Kita diubahkan bukan dengan memandangi diri kita.
Kita diubahkan SAAT MEMANDANG YESUS!

Ingin lihat kehidupan yang benar?
Jangan lihat Taurat, tapi lihatlah Yesus yang adalah kebenaran kita dari Allah.

#3. Jika anda hidup di bawah kasih karunia, mengapa tidak mengundang tetangga untuk tidur dengan pasangan anda?

Tanggapan saya :
Ucapan macam ini menunjukkan ketidakmengertian terhadap kasih karunia, yang adalah satu-satunya hal yang ” … mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini(Titus 2:12 TB).

Tn.Norris bertanya-tanya apa yang bisa menghentikan orang yang percaya kasih karunia mencuri dari supermarket Walmart?
Jujur saja, tak pernah terpikir oleh saya untuk mencuri dari Walmart.
Tapi saya bisa menduga mengapa seorang yang ‘bersukacita dalam Taurat’ bisa terpikir hal itu, karena salah satu fungsi Taurat adalah merangsang hawa nafsu dosa (Roma 7:5).

Silakan hidup di bawah Taurat, itu akan membuat anda sadar dosa (sin-conscious). Anda mungkin tidak melakukan perzinahan atau berbohong atau mencuri, tapi anda akan makin memikirkan dosa-dosa itu karena Taurat akan terus-menerus melarang anda melakukannya.
Seperti yang dijelaskan Paulus di Roma 7, Taurat tidak membantu anda mengatasi dosa. Sebaliknya, Taurat membantu dosa ‘mengatasi’ anda.
Taurat menyingkapkan masalah yang anda punya sehingga anda menyadari kebutuhan anda akan Yesus.

Tidak ada ujian yang lebih baik mengenai apakah seseorang telah mengajarkan Injil keselamatan Perjanjian Baru dari pada ini : bahwa akan ada yang orang yang salah memahaminya dan salah menafsirkan pesan itu sebagai hal berikut : bahwa karena anda diselamatkan hanya oleh kasih karunia saja tidak jadi masalah apapun yang anda lakukan; anda berdosa sesuka anda.
Karena itu justru akan memperbesar kemuliaan kasih karunia.
Jika pesan Injil keselamatan yang saya sampaikan tidak sampai menimbulkan kesalahpahaman yang demikian, maka pesan yang saya sampaikan bukan Injil …
~ D. Martin Llyod-Jones

#4. Taurat adalah pembimbing kita

Menurut artikel tersebut, perjanjian yang lama dicirikan oleh ‘aturan’, sementara perjanjian yang baru dicirikan oleh ‘prinsip’. Jika anda memahami prinsip yang melatarbelakangi aturan maka anda akan ‘menghasilkan’ berkat. Jadilah seperti Daud yang merenungkan Taurat Tuhan sepanjang hari, maka anda akan diberkati.

Tanggapan saya :
Bukankah itu pesan berbasis perbuatan?
Bukankah ini menghina Yesus yang didalamNya semua berkat rohani sudah disediakan (Efesus 1:3)?
Anda tidak bisa menghasilkan apapun.
Berusaha menghasilkan buah hanya akan merusak rencana Allah dalam hidup anda, membuat anda mandul dan menderita.
Buah yang Kristus ingin hasilkan dalam hidup anda tidak dihasilkan lewat mempraktekkan aturan atau mentaatinya.
Buah itu dihasilkan secara alami saat kita ‘tinggal’ di dalam Dia.

Taurat bukanlah guru atau pembimbing kita dalam arti agar kita memahami Firman.
Taurat adalah ‘adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman’ (Galatia 3:24 TB).
Spirit of thruthYesus mengatakan Roh Kudus-lah yang akan menuntun kita kepada ‘seluruh kebenaran’ (Yohanes 16:13).
Jika Roh Kristus yang mengajarkan pada anda segala yang perlu anda tahu, apa yang tersisa untuk diajarkan oleh Taurat?

#5. Yesus menyingkapkan seperti apa Taurat yang digenapi dalam kita terlihat

Yesus menggenapi Taurat dengan mati secara brutal di salib. Orang-orang yang mengatakan bahwa kita harus mengikuti teladan Yesus tidak pernah pergi kemana Yesus pergi.
Mereka menyuruh anda untuk mati, secara metaforis.
Mereka menyuruh anda agar melakukan apa yang Yesus katakan, tapi saat tiba pada hal-hal yang berat (seperti potong tangan, cungkil mata) mereka bilang Yesus sebenarnya tidak bermaksud demikian.

Tanggapan saya :
Menurut Tullian Tchividjian, masalah gereja saat ini bukanlah kasih karunia murahan, tapi hukum Taurat murahan, yang berpikir Allah bersedia menerima apapun yang dibawah standar kebenaran Yesus yang sempurna.
Saya sepenuhnya setuju.
Yesus-lah yang membuat anda benar, kudus dan selamanya menyenangkan dan dikenan Allah.
Apapun yang anda tambahkan kepada karya Yesus yang sempurna hanya akan dikurangi darinya.

Jika kita menghargai Taurat dengan sepantasnya, kita juga akan menghargai kasih karunia.
Seperti Tullian katakan, “Penghargaan yang tinggi terhadap Taurat akan menghasilkan penghargaan yang tinggi terhadap kasih karunia. Penghargaan yang rendah terhadap Taurat hanya akan menghasilkam penghargaan yang rendah terhadap kasih karunia”.

#6. Penyingkiran Taurat dari gereja adalah hal yang memalukan.

Tanggapan saya :
Katakan itu pada gereja Galatia.
Mereka jatuh dari kasih karunia karena membiarkan bagian kecil Taurat memasuki gereja dan kembali memperbudak mereka.
Paulus katakan mereka ‘bodoh’ karena melakukan Taurat, sebab “… semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk (Galatia 3:10).
Pilihan anda mudah : mempercayai kasih karunia dan diberkati, atau mempercayai usaha anda mentaati Taurat dan berada di bawah kutuk.

Adakah tempat bagi Taurat dalam gereja?
Jika kita mengartikan gereja sebagai komunitas orang percaya, maka jawabannya adalah ‘Tidak ada’.
Seperti yang Paulus jelaskan di Roma 7, bagi orang percaya hidup di bawah Taurat sama dengan berselingkuh atau berzinah dari Yesus.

Kita bisa katakan, dengan segala hormat, Allah memberikan Taurat bukan untuk kita taati.
Dia memberikan Taurat untuk kita langgar!
Dia tahu benar kita tidak akan mampu mentaatinya.
~ Watchman Nee

#7. Pengkhotbah kasih karunia perlu menyadari lagi bahwa Taurat itu baik

Tanggapan saya :
Keluhan yang umum ditujukan kepada pengkhotbah hyper-grace adalah kami berpikir Taurat itu tidak baik.
Kami diberi cap antinomian karena kata mereka kami mengajarkan Taurat Allah itu cacat atau inferior.
Ini tuduhan berbau fitnah.

Dalam buku ‘The Hyper-Grace Gospel’ saya mengkaji isi pengajaran 40 pengkhotbah kasih karunia, dan saya menemukan tidak satupun yang tidak menghargai Taurat.
Seperti Paulus, kami beranggapan Taurat itu baik untuk tujuan Taurat diberikan, yaitu untuk menuntun orang kepada Kristus yang adalah akhir dan ‘… kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya’ (Roma 10:4).

Jika anda beristirahat dalam kasih karunia Allah, anda tidak butuh Taurat.
Jika anda aman dalam anugerah kebenaranNya, anda tak butuh Taurat.
Sebaliknya, jika anda yakin pada kebenaran anda sendiri, anda butuh Taurat (Roma 3:19)!!

#8. Kasih karunia membuat Taurat makin relevan

Tanggapan saya :
Pemikiran yang karut-marut seperti ini menunjukkan betapa besar kebingungan yang beredar dalam gereja saat ini.

Orang mengatakan, “Kita butuh kasih karunia dan Taurat. Kasih karunia menolong anda melakukan Taurat. Allah memberi kita kasih karunia supaya kita mampu mentaati Taurat.”

Sungguh suatu pengajaran yang sangat berbahaya!
Kalau anda memakan umpan ini, anda akan mengutuk apa yang Allah berkati, anda akan jatuh dari kasih karunia, dan menjadi suam seperti jemaat Laodikia (dibahas dalam serial Laodikia) dan menjadi tak punya kasih seperti jemaat Efesus (dalam artikel ‘Meninggalkan Kasihmu yang Semula’).

Artikel majalah Charisma menyuruh anda menyeimbangkan sesuatu yang tidak bisa diseimbangkan.
Itu membuat anda mencampurkan tuntutan Taurat yang membawa kematian dengan kasih karunia Allah yang memberi kehidupan.
Keduanya tidak bisa dicampur.

Saya dengan yakin mengatakan kepada semua pengkhotbah hyper-grace bahwa ajakan untuk menyeimbangkan seperti itu adalah PERCAMPURAN.
Seperti Yesus dan para penulis kitab Perjanjian Baru katakan berulang-ulang, silakan anda hidup dalam kasih karunia ATAU dalam Taurat.
Tapi anda tidak bisa hidup di bawah keduanya!
Anda tak bisa panas dan dingin pada saat yang sama.
Anda juga tak bisa hidup dalam cara lama daging sekaligus dalam cara baru Roh.
Anda tidak bisa mempercayai kasih karunia sekaligus mempercayai kemampuan anda mentaati Taurat.

Setiap pengkhotbah kasih karunia akan mendorong anda menaruh iman anda dalam Yesus dan karyaNya yang sempurna.
Jika yang tidak setuju dengan kami menyuruh anda merenungkan Taurat siang dan malam, kami dorong anda untuk merenungkan Yesus.
Dia yang sudah memulai pekerjaan indah dalam anda, maka Dia pasti akan menyelesaikan apa yang telah Dia mulai.

law-vs-grace

[Paul Ellis : “Does the Hyper-Grace Gospel Promote Lawlessness? A Response to Daniel Norris”; 9 September 2014]

Silakan check tulisan terjemahan asli dan penerjemahnya: Mona Yayaschka

 


Saturday, December 12, 2015

Pengkhotbah Taurat Terbesar Sepanjang Masa

“Perhatikan baik-baik huruf yang dicetak merah di Alkitab”. Demikian pesan yang sering diberikan kepada pengkhotbah muda. Artinya, tetap berpegang pada ucapan Yesus (yang dicetak huruf merah) dan mereka tidak akan salah.

Kedengarannya nasehat bagus. Tapi sebenarnya tidak.

Semua yang Yesus katakan adalah baik dan indah. Tapi TIDAK SEMUA yang Yesus katakan ditujukan buat anda!

Bacalah semua tulisan merah dalam Alkitab anda, maka akan anda temukan kasih karunia tak bersyarat dan hukum Taurat yang tanpa ampun.
Jika anda mencampurnya, anda akan bingung.
Solusinya BUKAN menyeimbangkan kasih karunia dan Taurat. Anda tidak akan bisa!
Tapi ‘mem-filter’-nya lewat salib.

PassionOTChrist_253PyxurzYesus hidup dalam masa transisi dua perjanjian.
Sebagai perwakilan manusia, Yesus datang untuk memenuhi setiap ketentuan perjanjian yang lama yang berdasarkan Taurat, sehingga kita bisa berhubungan dengan Allah melalui suatu perjanjian yang baru dan yang lebih baik yang disahkan dengan darahNya.

Karena perjanjian yang baru tidak bisa dimulai sebelum Dia mati, Yesus menghidupi seluruh kehidupanNya pra-salib di bawah perjanjian lama Taurat :

Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak (Galatia 4:4-5).

Yesus lahir di bawah Taurat, disunat menurut Taurat, dan dibawa ke Bait Allah sesuai Taurat.
Semua orang Yahudi yang Yesus temui juga ada di bawah Taurat.
Anda perlu camkan ini baik-baik saat anda membaca kalimat berhuruf merah itu.

HUKUM APA YANG YESUS KHOTBAHKAN?

Kepada orang-orang yang berada di bawah Taurat, Yesus mengkhotbahkan hukum Taurat Musa yang murni sesuai standar aslinya.
Saat orang-orang agamawi datang mencoba menjebakNya dengan teka-teki teologis, Yesus menjawab, “Apa perintah Musa kepada kamu?” (Markus 10:3).
Saat ada yang bertanya, “Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?”(Matius 22:36), Yesus menjawabnya sesuai Taurat.

Dalam pelayananNya, Yesus menghormati Taurat :

Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu TURUTILAH dan LAKUKANLAH segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya (Matius 23:2-3)

Karena orang Farisi dan para ahli Taurat sering membuat Yesus marah, kita pikir Yesus menentang Taurat.
Tidak demikian.
Yesus tidak punya masalah dengan APA yang orang Farisi dan ahli Taurat ajarkan.
“Turuti dan lakukan segala yang mereka ajarkan”.

Yang bikin Yesus ‘naik pitam’ adalah KEMUNAFIKAN mereka : mereka tidak melakukan apa yang mereka ajarkan.

Bukankah Musa yang telah memberikan hukum Taurat kepadamu? Namun tidak seorang pun di antara kamu yang melakukan hukum Taurat itu (Yohanes 7:19)

MENGAPA YESUS MENGKHOTBAHKAN TAURAT?

Seperti pengkhotbah kasih karunia lainnya, Yesus menghargai Taurat dan alasan Taurat diberikan.
Taurat diberikan, ‘dengan demikian tidak seorang pun dapat memberikan alasan apa-apa lagi dan seluruh dunia dapat dituntut oleh Allah’ (Roma 3:19 BIMK).
Tujuan Taurat diberikan adalah untuk membuat manusia sadar kondisinya yang berdosa dan menyingkapkan kebutuhannya akan Juruselamat.

Sejak Sinai, orang Yahudi menghabiskan 14 abad untuk belajar apa yang Taurat ingin sampaikan pada mereka : bahwa daging tak mampu mengatasi dosa.
Tapi para Farisi dan ahli Taurat telah memagari Taurat Musa dengan tradisi dan interpretasi mereka sendiri. Dengan menghormati tradisi di atas Taurat, mereka ‘mengencerkan’ Taurat. Akibatnya ancaman dosa tidak mampu mereka kenali dan kesombongan kebenaran-diri tidak bisa dibungkam.

Jika saja Taurat dibiarkan melakukan fungsinya, orang Yahudi mungkin siap bagi Juruselamat mereka.
Setiap dari mereka pasti mengalami yang Paulus katakan di Roma 7.

15Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat. 18Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. 19Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.
24Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?
(Roma 7:15, 18-19, 24)

Seandainya ahli Taurat melakukan tugas mereka dengan benar, maka seluruh Israel pasti berkumpul di luar palungan di Betlehem dengan sukacita dan bersorak :
“Dia sudah lahir. Juruselamat kita sudah lahir. Kemuliaan bagi Allah di tempat mahatinggi!!”.

Sayangnya, bukan itu yang terjadi.
Karena para pengajar Taurat tidak melaksanakan tugas mereka dengan baik, Yesus terpaksa melakukan tugas mereka dulu sebelum Dia melakukan tugasNya.
Sebelum Dia bisa menyelamatkan dunia dari dosa, Dia harus lebih dulu mengajarkan Taurat yang menunjukkan dosa dalam wujud aslinya, yaitu jelas-jelas sebagai dosa.
Sebelum Dia memberikan diriNya sebagai jawaban, Dia harus meyakinkan orang menanyakan pertanyaan yang tepat lebih dahulu :
Siapa yang akan melepaskan kita??

Jadi Yesus menjadi pengkhotbah Taurat terbesar sepanjang masa. Seperti nubuatan nabi Yesaya, Yesus menegakkan hukum (Yesaya 42).
Yesus mengangkat Taurat yang sudah diturunkan itu kembali ke standar semula yang sempurna. Sehingga manusia tidak punya alasan apa-apa lagi. Tidak bisa berkelit lagi.
Anda ingin tahu apa yang Allah minta? Bacalah Khotbah di Bukit, di dalamnya Yesus mengatakan Allah menginginkan kesempurnaan, tidak kurang.

BAGAIMANA YESUS MENGKHOTBAHKAN TAURAT?

Mengkhotbahkan tulisan huruf merah tanpa lensa salib ibarat meminum air apapun yang anda temukan di laundry.
Jika anda tak hati-hati –jika anda gagal membedakan mana kata-kata kasih karuniaNya yang memberikan kehidupan dan mana kata-kataNya yang menurut Taurat– anda bisa mengalami bencana.

Gak percaya?
Contoh :

Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.”
(Matius 6:14-15)

Ini adalah salah satu ayat yang paling sering di-salah-kutip dari Alkitab, yang adalah bagian dari hukum Taurat. Ini bukan kabar baik.
Ayat ini sungguh bikin kita bergidik karena pengampunan Allah atas diri kita tergantung pada pengampunan kita pada orang lain, padahal kita bukanlah pemaaf atau pemberi ampunan yang baik.

Orang lain menjahati anda berulangkali, bagaimana anda bisa benar-benar mengampuni mereka?
Bagaimana kalau anda lupa memaafkan 1 kesalahan?
Bagaimana dengan orang-orang yang disiksa, dianiaya atau diperkosa?
Apa yang akan anda katakan pada seorang bocah yang secara seksual sudah dilecehkan?
“Kamu harus ampuni om itu, kalau tidak nanti kamu tidak diampuni Tuhan lho..”.
Bagaimana anda bisa mengampuni orang yang tak terampuni?
Tidak bisa.
Berarti anda dalam masalah.
Taurat akan menghakimi anda sebagai seorang yang tidak mau mengampuni.
Sekarang baru anda paham anda butuh kasih karunia.

Setiap kali anda membaca pernyataan bersyarat dari Yesus, anda harus menerjemahkannya sebagai Taurat.

Contoh lain,
Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni (Lukas 6:37).

Nasehat yang bagus. Tapi itu hukum Taurat.
Untuk menghindari sesuatu (penghakiman), anda harus melakukan sesuatu (jangan menghakimi).
Ada syarat.

Dan setiap kali anda membaca Yesus memberikan ancaman, anda harus menafsirkannya sebagai hukum Taurat juga.

Contoh lain lagi,
Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum (Matius 5:22)

Itu bukan kabar baik. Itu kabar buruk bagi setiap orang yang punya saudara.

HUKUM TAURAT BUKAN UNTUK ANDA!

Yesus datang untuk menyingkapkan kasih karunia tapi orang yang merasa benar tidak mampu menerima kasih karunia itu. Mereka tidak bisa melihat kebutuhan mereka.
Yang mereka butuhkan adalah Taurat dan Yesus memberikannya dalam dosis penuh.

Tujuan Yesus yang lebih besar adalah memberikan kita hidupNya dan kebenaranNya. Jadi Dia juga menceritakan tentang gembala yang mencari domba yang hilang.
Lalu Dia naik ke salib menggenapi Taurat mewakili kita sehingga Dia mengakhiri Taurat bagi setiap orang yang percaya (Roma 10:4)

Yesus datang membebaskan yang tertawan dan memberi penglihatan kepada yang buta.
Taurat tak membebaskan siapapun.
Tapi membuat anda menyadari kebutuhan anda akan Dia, Sang Pembebas anda.

Christ the Redeemer

Yesus menghadapi orang Farisi mengenai perempuan yang berzinah – “The Passion Of The Christ”

 

[Paul Ellis : “The Greatest Law Preacher”; 14 January 2012]

Silakan check tulisan terjemahan asli dan penerjemahnya: Mona Yayaschka


Tuesday, December 8, 2015

#Ayub Bertemu Kasih Karunia (bagian 4)

Pengajaran tradisional menceritakan bagaimana Ayub menghadapi penderitaan yang tak terperi dengan kesabaran, ketenangan dan ketabahan yang luarbiasa. Ayub adalah raksasa iman yang tak pernah mengatakan hal yang salah dan menjadi contoh yang bagus untuk kita ikuti.
Salah.

Seperti telah kita lihat di artikel-artikel sebelumnya dalam seri tentang Ayub ini, dia adalah perengek yang merasa benar-diri yang mengeluh kepada Allah. Dia menyalahkan Allah atas kemalangannya, bahkan menuduh Allah berlaku tak adil.
Hal ini membuat saya makin merasa punya kesamaan dengan Ayub karena saya juga telah melewati saat-saat berat; dan saat melewatinya saya bergumul dengan pikiran-pikiran yang serupa dengan yang Ayub lontarkan.

Throne-In-The-HeavenliesT“Ya Allah, Kau dimana?”
“Tuhan, Engkau benci padaku ya?”
“Kenapa Engkau meninggalkan aku?”
“Apakah Engkau peduli?”
Hal bodoh sebenarnya, tapi bisa dimaklumi. Dalam saat-saat lemah kita semua tergoda bicara seperti ini.

Kitab Ayub mencatat hal-hal bodoh yang diucapkan orang saat mereka sedang melewati kesukaran, seperti, “Allah memberi dan mengambil.”
Sayangnya, kita lebih memperhatikan kata-kata orang yang terluka ini daripada memperhatikan kata-kata Allah yang ‘menyembuhkan’. Dan apa yang Allah katakan di kitab Ayub sangatlah menakjubkan.

APA YANG ALLAH KATAKAN?

Lalu bertanyalah Tuhan kepada Iblis: “Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.”(Ayub 1:8)
And the Lord said unto Satan, Hast thou considered my servant Job, that there is none like him in the earth, a perfect and an upright man, one that feareth God, and escheweth evil? (Job 1:8)

Ayub jauh dari sempurna, tapi Allah menyebut dia ‘a perfect and an upright man’.
Ayub adalah seorang penakut yang percaya takhyul. Tapi Allah mengatakan dia sempurna, saleh dan jujur.
Beberapa ayat kemudian, Alkitab menulis salah satu pernyataan yang paling luarbiasa dalam sejarah :
Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut (Ayub 1:22)
Ciyus lo?

Ayub berulangkali menuduh Allah melakukan hal yang tidak baik kepadanya, seperti Allah tak adil (Ayub 27:2), Allah menembaki dia dengan panah beracun (Ayub 6:4) dan Allah memahitkan hatinya (Ayub 27:2).
Dia mengatakan begitu banyak hal konyol tentang Allah, sampai-sampai Elihu katakan Ayub adalah orang bermulut besar yang omongannya sia-sia dan banyak bicara tanpa mengerti apa yang dia katakan (Ayub 34:35, 35:16)

Tapi putusan final dan resmi – menurut versi Hakim Agung yang menghakimi semua manusia dan yang sengaja dicatat Alkitab supaya semua orang bisa membacanya – adalah : Ayub tidak berbuat dosa.
Menurut Alkitab ia tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut, walaupun ia melakukannya.
Ada apa ini?
Apakah Allah salah menilai Ayub?
Atau, apakah Alkitab salah mencatat?

ALLAH MENULIS ULANG SEJARAH

God-on-ThroneAllah melihat segalanya dari perspektif kekekalan. Dia telah melihat akhir dari sejak awal dan Dia tahu bahwa Ayub akan melalui segala pencobaan dan akan diubah secara radikal oleh kasih karunia.
Ayub disebut sebagai sempurna, orang benar/saleh dan jujur bukan karena kelakuannya yang tak bercacat cela, atau karena kata-katanya sempurna atau banyaknya korban yang dipersembahkannya.
Ayub disebut benar dan sempurna karena ALLAH YANG BILANG BEGITU dan apa yang Allah katakan jadi kenyataan.

Ingat kan dengan Gideon yang ditemui malaikat di pemerasan anggur?
Malaikat itu berkata, “Tuhan menyertaimu, hai pahlawan yang gagah berani!” (Hakim-hakim 6:12).
Gideon pada saat itu adalah seorang penakut. Dia mengirik gandum di tempat pemerasan anggur yang tersembunyi dari orang Midian musuh mereka. Sekalipun gelar ‘pahlawan yang gagah berani’ tak cocok buatnya saat itu, tapi itu menjadi kenyataan karena ALLAH YANG BILANG BEGITU.

Kenapa Allah bilang Ayub tidak bersalah padahal jelas-jelas ia bersalah?
Karena kasih berbicara kepada IDENTITAS sejati Ayub, bukan keadaan Ayub.
Diselubungi jubah kebenaran yang Allah berikan, Ayub tidak dihakimi sebagai pendosa tapi disebut sebagai seorang yang sempurna, sekalipun perbuatannya jauh dari sempurna.

Jika anda merasa ini sulit diterima, Alkitab melakukan hal yang sama di Ibrani 11 saat penulisnya membuat daftar berisi para pengecut, penipu, pembunuh, pezinah, pelacur; dan menyebut mereka pahlawan iman TANPA menyebut dosa mereka.
Kasih tidak menyimpan kesalahan (1 Korintus 13:5), ingat?
Ayub tidak berbuat dosa … (Ayub 1:22)
Ayat ini tidak menyebutkan kelemahan karakter Ayub, tapi bercerita banyak mengenai karakter Allah yang murah hati, yang adalah inti cerita yang sesungguhnya.

Allah tidak memperlakukan Ayub sesuai dengan yang layak diterimanya, tapi sesuai dengan kasih karunia-Nya.
Ini kabar baik bagi kita yang telah berdosa dan gagal. Kisah hidup anda mungkin mirip film bencana kolosal – satu kegagalan yang epik diikuti oleh kegagalan epik lainnya. Tapi kasih karunia akan mengubah kisah anda dan memberikan akhir kisah yang jauh lebih baik ketimbang yang layak anda dapatkan.

AGAMAWI VS KASIH KARUNIA

Tak sekalipun saat melewati ini semua Ayub berdosa, tak sekalipun ia menyalahkan Allah (Ayub 1:22, terjemahan The Message)
Ada 2 cara membaca ayat ini.

Agamawi lakukan-sendiri akan berkata, “Lihat Ayub. Pelajari Ayub. Jadilah seperti Ayub.”
Tapi dalam cara yang demikian tersimpan sikap bersandar pada diri sendiri. Ini alamat menuju bencana. Anda tidak akan cukup kuat menghadapi ujian hidup dengan kekuatan diri sendiri.

Tapi jika anda membaca ayat ini lewat lensa kasih karunia, maka pesan yang anda dapat adalah, “Lihat betapa besarnya kasih Allah! Lihat apa yang Allah lakukan kepada pendosa seperti Ayub!”
Ini penting anda pahami sebab jika anda menjadikan Ayub sebagai patokan, anda akan melewatkan kasih karunia Allah.

Sayangnya, itulah yang banyak terjadi di gereja. Dengan membuat kisah Ayub menjadi kisah yang memuliakan daging, orang percaya sedang memisahkan diri mereka dari Kristus dan memposisikan diri dalam kegagalan.
Sejauh apa kita meninggikan Ayub, sejauh itulah kita ‘mengurangi’ kasih karunia.
Jika Ayub adalah orang yang sempurna, ia tentu tak membutuhkan bantuan Allah. Tapi Ayub bukanlah seorang yang sempurna, dan ia sangat butuh ditolong.
Dan saat akhirnya Ayub menyadari ini — setelah 40 pasal panjang berisi ucapan yang mengasihani diri sendiri — Ayub sangat diberkati.

Apa yang iblis curi, Allah mengembalikan dua kali lipat.
Keren kan?
Iblis meng-KO Ayub, tapi Allah menegakkan dia kembali. Iblis mengayak Petrus tapi Allah menjadikan dia rasulNya.
Iblis mungkin sudah mencuri pekerjaan anda, kesehatan anda, kehidupan anda; tapi Allah-lah yang memegang kata final dan Allah selalu mendatangkan kebaikan dari apapun yang terjadi bagi orang-orang yang dikasihiNya.
Bagaimana saya bisa tahu? Karena ALLAH YANG BILANG BEGITU.

Kitab Ayub bukanlah kisah tentang orang baik yang melewati hal yang tak baik.
Kitab Ayub adalah tentang Allah yang baik yang mengasihi kita apapun yang terjadi dan yang selalu rindu memberkati kita apapun yang kita katakan atau lakukan.
Itulah pesan kitab Ayub sesungguhnya dan itulah kabar baik kasih karunia.

God-is-Good

[Paul Ellis : “Job’s Grace Encounter”; 4 November 2015]

Silakan check tulisan terjemahan asli dan penerjemahnya: Mona Yayaschka


Monday, December 7, 2015

#Injil Elihu – #Ayub bagian 3

Masalah tentang agama bikinan manusia adalah ia memandang Alkitab dengan cara yang terdistorsi, membesarkan manusia dan mengecilkan kasih karunia. Hal ini terlihat dari cara agama memandang Ayub sebagai orang baik yang menjadi korban dan Allah sebagai ‘penjahat’ yang mengirim iblis menjadi suruhan untuk melakukan ‘pekerjaan kotornya’.

Job_98Berlawanan dengan opini umum, Ayub bukanlah pahlawan super dengan iman raksasa. Ayub adalah seorang yang percaya takhyul dan perengek yang penuh ketakutan.
Dan Allah juga sudah pasti bukan pihak yang mengirim iblis untuk membuat Ayub menderita.
(Sebelum anda menuding saya tidak paham Alkitab, saya sarankan untuk membaca artikel terkait sebelumnya, yaitu “10 Fakta yang Jarang Diketahui Orang Mengenai Ayub” dan “Apakah Iblis adalah ‘Tangan Kotor’ Allah?”)

Mengapa begitu banyak orang keliru mengenai Ayub? Karena mereka hanya membaca pasal pertama!
Mereka hanya membaca sedikit disini,

Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. (Ayub 1:1)

There was a man in the land of Uz, whose name was Job; and that man was perfect and upright, and one that feared God, and eschewed evil.(Job 1:1 KJV)

Dan.. sedikit disini,

Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.(Ayub 1:22)

Jika anda hanya membaca pasal pertama, anda akan menyimpulkan Ayub adalah laki-laki yang saleh, jujur, takut akan Allah.. pokoknya benar-benar seorang ‘santo’.
Tapi bacalah terus, dan anda akan menemukan dia tidaklah sesempurna itu. Tapi itu bukan masalah, karena tak seorangpun dari kita sempurna. Kita semua butuh kasih karunia.

Saya menulis ini bukan untuk menjatuhkan Ayub. Iblis sudah melakukannya. Saya menulis ini untuk meninggikan Allah kita. Saya ingin anda melihat betapa lebih besarnya Allah dari iblis dan betapa jauh lebih baiknya Dia ketimbang yang digambarkan oleh agamawi selama ini.

Supaya anda bisa menghargai kasih karunia yang Allah berikan kepada orang-orang yang tak sempurna, mari kita lihat bagaimana Ayub keluar jalur dalam 3 hal. Ayub mengacau. Dia salah paham dalam 3 hal tentang Allah, dan jika kita tak mengenal Injil Kristus, kita bisa mengulangi kesalahan yang sama.

1. Ayub menyalahkan Allah atas penderitaannya

Ayub tak ragu-ragu mengaitkan penderitaannya dengan ‘seorang’ Tuhan yang ‘memberi dan mengambil’ (Ayub 1:21), yang ‘memberi yang baik dan memberi yang buruk’ (Ayub 2:10) dan yang memedihkan (NIV : memahitkan) hatinya (Ayub 27:2).

Dalam pemahaman Ayub, anak-anak panah kesialan datang dari busur Tuhan :
“Mengapa Kaubidikkan panahMu kepadaku?” (Ayub 7:20, NIRV)

Karena anak panah dari Yang Mahakuasa tertancap pada tubuhku, dan racunnya diisap oleh jiwaku; kedahsyatan Allah seperti pasukan melawan aku (Ayub 6:4)

Saat mengalami masa suram, selalu ada godaan untuk menudingkan jari kepada Tuhan. Tapi apakah Ayub benar saat mempersalahkan Allah atas kesukarannya? Tidak.

Mendekati penghujung kitab, Ayub dikonfrontir oleh seorang muda bernama Elihu. Elihu adalah suara kebijaksanaan dan kewarasan, dan dia berkata,

… Jauhlah dari Allah melakukan kefasikan, dan dari pada Yang Mahakuasa untuk berbuat curang (Ayub 34:10)

Jika anda pikir Allah memberi dan mengambil, berhentilah mendengarkan Ayub.
Coba simak kata-kata Elihu.
Allah TAK AKAN membunuh anak-anak anda, atau merampok kekayaan anda, atau membuat anda sakit.
Allah SELALU memberi pemberian yang baik.
Tidak pernah memberi sesuatu yang buruk, kanker misalnya. Dan pemberianNya TAK AKAN dibatalkan/dicabut/diambil/ditarik kembali.
Dia tak pernah memberikan penyakit untuk mengajar anda mengenai karakter, dan Dia tak akan mengambil sesuatu yang anda nikmati.

2. Ayub berpikir Allah memusuhi dirinya

Seperti banyak orang yang sedang melalui masa sulit, Ayub pikir Allah sedang memusuhi dia.

Mengapa Engkau menyembunyikan wajah-Mu, dan menganggap aku sebagai musuh-Mu?
kakiku Kaumasukkan ke dalam pasung, segala tindak tandukku Kauawasi, dan rintangan Kaupasang di depan tapak kakiku?(Ayub 13:24, 27)

Pernahkah anda berada dalam situasi yang sedemikian menyakitkan sampai-sampai anda berpikir Allah sedang berusaha membunuh anda?
Jika pernah, anda punya teman, karena itu yang Ayub pikirkan (lihat Ayub 30:21-23).

Tapi Ayub salah!
Elihu, yang memiliki pengenalan dan pemahaman yang lebih baik tentang karakter Allah, angkat bicara untuk mengkoreksi kesalahpahaman Ayub :

Tetapi engkau telah berbicara dekat telingaku, dan ucapan-ucapanmu telah kudengar:
“Tetapi Ia mendapat alasan terhadap aku,
Ia menganggap aku sebagai musuh-Nya.
Ia memasukkan kakiku ke dalam pasung,
Ia mengawasi segala jalanku.”
Sesungguhnya, dalam hal itu engkau TIDAK BENAR, …, karena Allah itu lebih dari pada manusia.
(Ayub 33:8, 10-12)

Agamawi bilang, “Allah marah padamu, Dia membencimu, Dia muak melihatmu.”

Tapi ‘Injil’ yang Elihu bawa mengatakan bahwa Allah mengasihi anda, dan ada di pihak anda :

Engkau dibujuk-Nya keluar dari rahang kesesakan, ke tempat yang luas yang bebas dari tekanan, ke meja hidanganmu yang berlimpah makanan terbaik (Ayub 36:16, terjemahan NIV)

Allah tidak memberikan kesukaran dan kepedihan dan masalah, Dia justru MEMBEBASKAN kita dari penderitaan kita dan berbicara kepada kita di tengah pergumulan kita.

But those who suffer he delivers in their suffering;
he speaks to them in their affliction (Job 36:15 NIV)

Dia melakukannya karena Dia Bapa anda, yang mencintai anda, menjagai anda.

3. Ayub menuduh Allah tidak adil

“Demi Allah yang hidup, yang tidak memberi keadilan kepadaku, dan demi Yang Mahakuasa, yang memedihkan (memahitkan) hatiku, (Ayub 27:2)

Bacalah kitab Ayub selintas dan anda akan melihat Ayub semakin lama semakin dekat dengan kegilaan. Di pasal awal terlihat semua manis-agamawi, tapi sejak pasal 27, terlihatlah aslinya dan Ayub sudah sampai pada batasnya.

Allah hidup! Dia tidak memberi keadilan kepadaku. Yang Mahakuasa! Dia menghancurkan hidupku! (Ayub 27:2, terjemahan The Message)

Ini tuduhan yang serius! Tapi kita sering tergoda melontarkannya.
“Allah mengijinkan ini terjadi.”
“Ini semua salahNya!”
“Ini TIDAK ADIL!”

Apa kata Elihu menjawab tuduhan Ayub ini?

Siapakah seperti Ayub, yang minum hujatan terhadap Allah seperti air, …
Sungguh tak terpikirkan bahwa Allah akan berlaku curang, bahwa Yang Mahakuasa akan membengkokkan keadilan.
(Ayub 34:7, 12, terjemahan NIV)

Allah TIDAK menghancurkan hidup Ayub, dan Dia TIDAK AKAN menghancurkan hidup anda. Hidup memang tak adil. Hidup bisa saja membabakbelurkan anda. Tapi Allah TIDAK PERNAH tak adil!

Jika anda sedang melewati masa sulit, jangan ikuti Ayub yang mengubur diri di lubang mengasihani diri sendiri dan sibuk menuding-nuding.
Dengarkan Elihu :

“Oh, …… [sebutkan nama anda], tidakkah engkau lihat bagaimana Allah melepaskanmu dari terkaman marabahaya? Bagaimana Ia menarikmu ke tempat yang lapang – mengundangmu ke meja perjamuan yang sarat dengan berkat?”
(Ayub 36:16, terjemahan The Message)

weave+it+set+your+table

Tuhan sedang menuntunmu menjauh dari bahaya ke suatu tempat yang bebas dari kesusahan. Dia sedang menata mejamu dengan jamuan makanan terbaik.

Jadilah seperti Daud, yang –kendati di hadapan lawan-lawannya– bisa melihat Allah menyediakan meja hidangan baginya (Mazmur 23:5).
Bapa sorgawi anda berada di pihak anda, Dia tidak memusuhi anda.

Saya harap anda bisa melihat bahwa Ayub bukanlah ‘santo’ kudus yang orang agamawi kultuskan selama ini.
Mungkin kita punya persepsi seperti Ayub dan merasa tak ada yang salah, tapi Elihu katakan, “Ayub, engkau bicara omongkosong; omongkosong yang tak henti-hentinya!” (Ayub 35:16, terjemahan The Message).

Namun… sekalipun Ayub salah paham dalam banyak hal, Allah tidak memusuhi dia; malah membawa dia ke ‘tempat yang lapang’.
Bagaimana ini bisa terjadi? Kita akan lihat di seri ke 4, seri terakhir (nantikanlah besok).

[Paul Ellis : “The Gospel of Elihu”; 30 October 2015]

Silakan check tulisan terjemahan asli dan penerjemahnya: Mona Yayaschka

 


Sunday, December 6, 2015

#WallPaper “First #Love” – (#free #download / #unduh #gratis)

Silakan unduh gratis (free download) Wall Paper “First Love” untuk koleksi Anda dengan mengklik gambar di bawah!

:)

Untuk bisa lebih lagi mengasihi Dia kita hanya perlu lebih lagi memahami betapa Dia mengasihi kita! Selagi kita bertumbuh dalam pemahaman akan cinta-Nya yang tak terbatas dan tanpa syarat, respon kita adalah akan mencintai-Nya!!

Bacalah artikel “Hukum yang Paling Sering Diajarkan dalam Gereja Modern” dan diberkatilah lebih lagi! Anda bisa mengunduh gambar besar ini dengan mengklik gambarnya di artikel tersebut.

cross-Jesus-love-wallpaperSilakan unduh gratis Wall Paper-nya dengan mengklik gambar!

Catatan:

Gambar-gambar besar ini diunduh dari situs lain. Kemungkinan besar gambar aslinya memiliki copy right. Karena itu harap tidak diperjualbelikan atau dipergunakan untuk keuntungan pribadi, melainkan pakailah untuk membangun iman pribadi maupun orang lain di sekeliling Anda sebagai saluran berkat anugerah-Nya!

Kristus Yesus memberkati Anda dalam Kasih Karunia-Nya!


Apakah #Iblis adalah ‘tangan kotor’ #Allah? (#Ayub bagian 2)

hqdefaultKitab Ayub adalah kitab yang berisi salah satu kisah paling memukau dalam Alkitab, tapi kita telah keliru membacanya dengan dua cara.
Pertama, kita menyanjung Ayub sebagai seorang pahlawan iman. Kedua, kita berpikir iblis adalah ‘anjing gembala’ Allah untuk melakukan ‘pekerjaan kotor’Nya.

Ide gila ini muncul dari ayat berikut :
Lalu bertanyalah Tuhan kepada Iblis: “Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.”
Lalu jawab Iblis kepada Tuhan : “Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah? Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu. Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu.”
Maka firman Tuhan kepada Iblis: “Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya.” Kemudian pergilah Iblis dari hadapan Tuhan .
(Ayub 1:8-12)

Penafsiran tradisional atas ayat ini adalah Tuhan Allah membuat Ayub jadi sasaran dengan melambai-lambaikan dia di depan iblis, seperti seorang polisi melambai-lambaikan kaus tersangka di depan hidung anjing pelacak.
“Kau mencium bau Ayub? Kau mencium kesalehannya dan betapa dia membenci kejahatan?”
“Grrrr.. Grrrr..”
“Ayo, sana, serang dia. Robek-robek hidupnya!”
Betapa mengerikan gambaran macam ini!

Penafsiran semacam ini tidak membedakan mana Allah, mana iblis. Memang iblis yang melakukan, tapi Allah adalah kolaborator. Allah mengijinkan. Dia ‘membiarkan’ itu terjadi.

Syukurlah, ada juga versi terjemahan yang ‘beda’. Sekarang mari kita baca ayat tadi dalam Green’s Literal Translation of the Holy Bible (LITV) :
Dan Yehova berkata kepada Iblis, “Engkau sedang memperhatikan hambaKu Ayub ya? Apakah karena tak seorangpun seperti dia di bumi, seorang yang jujur dan benar, yang takut kepada Tuhan dan menjauhi kejahatan?” (Ayub 1:8, terjemahan LITV)
Dengan kata lain, “Iblis, mengapa engkau memburu Ayub? Apa karena ia orang jujur? Atau karena dia tidak tumbang karena rencana jahatmu?”

Lihat?
Allah tidak menjebak Ayub.
Allah sedang memberi tahu iblis bahwa Ia mengawasi iblis karena Ia tahu rencana iblis.

Iblis memang sedang memburu Ayub. Dia bukan cuma ingin menyakiti Ayub, dia ingin ‘memperalat’ Allah untuk melakukannya!
Dengar apa yang dia katakan,
“Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu.”(Ayub 1:11)
Kelancangan yang luar biasa dari sang perencana kejahatan!
Berani sekali!

Pertama, si pendakwa ingin memanipulasi Allah.
“Ayub takut padaMu hanya karena Engkau membuat pagar di sekelilingnya dan memberkati dia” (ayat 9-10).

Lalu dia menantang Allah untuk menghajar Ayub.
Tentu Allah tidak termakan trik iblis, tapi ayat 12 menunjukkan sepertinya begitu,
“Baik, kalau begitu, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; … (Ayub 1:12)
Pembacaan sekilas akan membuat kita berpikir Allah sudah terjebak dalam permainan iblis dengan memberinya ijin untuk memburu Ayub.
Benarkah?

Mari kita baca lagi ayat itu dalam versi LITV :
Dan Yehova berkata kepada iblis, “Segala kepunyaannya memang ada dalam  tanganmu. Hanya, jangan jamah dirinya.” Lalu iblis pergi dari hadapan Yehova.
Allah TIDAK SEDANG memberi ijin kepada iblis.
Allah sedang MENYATAKAN suatu fakta.
Ayub memang SUDAH di bawah jempol iblis, siap untuk ‘dipites’.
Mengapa Allah mengatakan demikian?
Karena ini :
Kita tahu bahwa kita berasal dari Allah, tapi seluruh dunia berada di bawah kendali si jahat (1 Yohanes 5:19)

Sebagaimana dijelaskan oleh Tom Tompkins dalam bukunya ‘Understanding the Book of Job’, Allah memberikan kendali atas bumi kepada manusia.
Langit itu langit kepunyaan Tuhan, dan bumi itu telah diberikan-Nya kepada anak-anak manusia (Mazmur 115:16)
… tapi di Eden, manusia menyerahkan kuasa/kendali itu kepada iblis.
Jadi saat Allah katakan, “Segala kepunyaannya dalam tanganmu”, Allah sedang menyatakan suatu fakta pahit dan menyakitkan yang nantinya membuat Yesus mengorbankan hidupNya.

Kesimpulannya, ada 4 dusta yang muncul dari kesalahpahaman membaca Ayub pasal 1 :

#1. Iblis membutuhkan ijin untuk menyerang kita

Faktanya : Iblis tidak sedang minta ijin akan memburu Ayub karena dia tidak butuh.
Di Eden, manusia yang membuka pintu bagi dosa dan menuai konsekuensinya sejak itu.

Kabar baiknya adalah sekarang tidak lagi.
Dengan kasih karunia Allah, iblis akan lari jika kita melawan dia (Yakobus 4:7).
Jangan seperti Ayub. Jangan biarkan si pencuri itu menjarah rumah anda.
Jadilah seperti Daud yang menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan, Allahnya. Dan melawan! (1 Samuel 30:6).

#2. Allah memanfaatkan iblis sebagai ‘anjing gembala’ untuk menjaga domba tetap dalam barisan.

Ya ampun!
Omong kosong!
Apakah persamaan antara kebenaran dan kedurhakaan? Bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?(2 Korintus 6:14)

#3. Allah memberikan sakit-penyakit dan penderitaan untuk mengasah karakter kita

Tujuan iblis adalah memanipulasi Allah untuk melukai Ayub, sesuatu yang tidak akan pernah Allah lakukan.
Sekalipun Ayub berpikir Allah-lah yang berada di balik kehilangannya, Allah mengirim Elihu untuk meluruskan kekeliruan Ayub.
Elihu adalah gambaran Yesus yang “,… berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia.”(Kisah Para Rasul 10:38)

Yesus tidak memberikan penyakit, Ia mengambilnya dari kita.

#4. Allah mengijinkan sakit-penyakit dan penderitaan untuk menyakiti kita

Allah TIDAK BEKERJA bagi iblis. Jika Allah memberi ijin kepada iblis untuk mencuri dari anda, dia tak akan disebut pencuri.
Adam pertama kehilangan kendali atas bumi, tapi Adam terakhir merebut kembali apa yang iblis curi.

Di dalam Kristus, anda ditakdirkan untuk berkuasa dalam hidup ibarat seorang raja (Roma 5:17).
Tapi anda tak akan pernah berkuasa dalam hidup jika anda menyimak dusta iblis di atas dan lebih mengikuti Ayub ketimbang Kristus.

Romans_5-17Kasih karunia dan damai sejahtera bagi anda semua!

(Tunggulah kelanjutannya besok!)

[Paul Ellis : “Is Satan God’s Sheepdog?”; 28 October 2015]

Silakan check tulisan terjemahan asli dan penerjemahnya: Mona Yayaschka


Saturday, December 5, 2015

10 Fakta yang jarang diketahui orang mengenai #Ayub (bagian 1)

Banyak orang menganggap Ayub sebagai orang hebat, seorang pemenang iman.
Ayub, sebagaimana anda ingat, kehilangan segalanya (keluarga, kekayaan dan kesehatan), lalu duduk di atas tumpukan abu menggaruki kulitnya yang borokan dengan pecahan beling, lantas melakukan ‘debat teologi’ dengan 3 orang ‘lulusan seminari’.

never said sickness1

“Tuhan mengijinkan penyakit ini terjadi” – http://ift.tt/1HMmihS

Sebagai hasil dari hidup yang sarat dengan pengalaman buruk, banyak orang merasa diteguhkan dan kemudian mempercayai dusta ini :
• Allah memberi dan mengambil hal-hal baik seperti anak-anak kita, kesehatan atau pekerjaan kita
• Allah menggunakan rasa sakit dan penyakit untuk menghukum atau mendisiplin kita
• Allah membuat saya mengalami saat sulit untuk mengajar saya kerendahan hati
• Allah memperalat setan sebagai ‘anjing penjaga’ untuk menjaga domba-domba tetap di kawanan.

Saya ingin menyodorkan perspektif yang berbeda.
Kitab Ayub bukan mengenai seorang hebat, tapi seorang yang bercacat. Ayub yang diceritakan di kitab Ayub bukanlah seorang ‘hamba Tuhan’ seperti yang dipikirkan banyak orang. Tapi seorang yang percaya tahyul dan penuh ketakutan yang mengeluarkan kata-kata yang bukan main bodohnya.
Kisah Ayub bukanlah kisah kemenangan iman manusia, tapi kebesaran kasih karunia Allah kepada manusia yang hancur-hancuran.

“Tapi Ayub adalah orang benar”.
Sebenarnya, Ayub adalah seorang yang penuh kebenaran-diri, yang sejatinya bukanlah seorang percaya, sebagaimana akan kita lihat nanti.
Saya tidak menjelek-jelekkan Ayub, tapi saat kita sampai di akhir seri ini, anda akan takjub pada beberapa hal luar biasa yang Allah sampaikan mengenai pria tak sempurna ini.
Tapi sebelum kita sampai pada hal tersebut, ada baiknya kita mengerti siapa Ayub.

Berikut adalah 10 fakta yang jarang diketahui mengenai Ayub :

1. Ayub adalah orang yang percaya takhyul

Seperti halnya orang agamawi lain, Ayub percaya pada karma.
Ayub memegang prinsip ‘tabur-tuai’. Jika anak-anaknya berpesta berhari-hari, dia akan membawa persembahan.

Setiap kali, apabila hari-hari pesta telah berlalu, Ayub memanggil mereka, dan menguduskan mereka; keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Ayub, lalu mempersembahkan korban bakaran sebanyak jumlah mereka sekalian, sebab pikirnya: “Mungkin anak-anakku sudah berbuat dosa dan telah mengutuki Allah di dalam hati.” Demikianlah dilakukan Ayub senantiasa (Ayub 1:5).

Debet dan kredit.
Demikianlah dilakukan Ayub senantiasa.

2. Ayub sadar-dosa

Bukan sadar akan dosa pribadinya, karena Ayub adalah orang baik yang selalu membersihkan hidupnya dari dosa.
Tapi dia memperlakukan dosa seperti ‘kryptonite’ (lihat Ayub 31:11-12).

Ayub sangat takut terhadap dosa dan memikirkannya terus menerus (lihat Ayub 31).

3. Ayub penuh ketakutan

Ayub selalu merasa tak aman dan terikat oleh rasa takut. Ayub mungkin adalah klien terbaik seorang agen asuransi karena ia memiliki ketakutan yang besar pada celaka (Ayub 31:23).

Saat hal buruk terjadi, ia berkata, “Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku.” (Ayub 3:25)

4. Ayub mengasihani diri sendiri

Bacalah kitab Ayub dan anda akan mendapat kesan kuat ‘Celakalah aku’.
Walaupun ia memang sedang mengalami keadaan tidak baik, tapi dia sangat terfokus pada ‘celaka’nya itu dan mengeluh. Bahkan sampai ke titik merengek.
Aku telah bosan hidup, aku hendak melampiaskan keluhanku, aku hendak berbicara dalam kepahitan jiwaku.” (Ayub 10:1)

5. Ayub membiarkan kepahitan berakar dalam hatinya

Kepahitan adalah ‘pembunuh kasih karunia’, tapi Ayub membiarkan rumput liar iblis menyemak di taman hatinya.
Oleh sebab itu aku pun tidak akan menahan mulutku, aku akan berbicara dalam kesesakan jiwaku, aku akan mengeluhkan kepahitan jiwaku (Ayub 7:11, terjemahan NKJV)

6. Ayub orang yang penuh kebenaran-diri

Keyakinan Ayub bukan pada Tuhan tapi kepada perilaku baiknya sendiri.
Berapa besar kesalahan dan dosaku? Beritahukanlah kepadaku pelanggaran dan dosaku itu (Ayub 13:23)

Seperti orang Farisi yang geram, Ayub melambung dalam perasaan bahwa dirinya benar karena perbuatannya yang tak ada cela.
Biarlah aku ditimbang di atas neraca yang teliti, maka Allah akan mengetahui, bahwa aku tidak bersalah (Ayub 31:6)

Sikap percaya pada diri sendiri membuat Ayub menegakkan mentalitas korban.
Ketahuilah, aku menyiapkan perkaraku, aku yakin, bahwa aku benar. Siapa mau bersengketa dengan aku? (Ayub 13:18-19)

Perasaan benar-diri Ayub bahkan sedemikian kuat hingga bisa membungkam 3 orang yang juga penuh kebenaran-diri yang datang menghibur dia.
Maka ketiga orang itu menghentikan sanggahan mereka terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya benar (Ayub 32:1)

7. Ayub pikir Allah tidak peduli

Bila aku berseru, Ia menjawab; aku tidak dapat percaya, bahwa Ia sudi mendengarkan suaraku;(Ayub 9:16)
Rasa mengasihani diri Ayub membuat pandangannya terhadap Allah terkotori.
Seperti juga orang-orang yang sedang melalui saat-saat sulit, Ayub mengira Allah memusuhi dia.
Mengapa Engkau menyembunyikan wajah-Mu, dan menganggap aku sebagai musuh-Mu?(Ayub 13:24)

8. Ayub menyalahkan Allah atas masalahnya

Seringkali dianggap Ayub tidak pernah menyalahkan Allah (yang adalah kesalahpahaman dari Ayub 1:22, yang akan dijelaskan di artikel berikutnya).
Ayub tak ragu menunjuk kepada Allah yang “… tidak memberi keadilan kepadaku, dan demi Yang Mahakuasa, yang memahitkan hatiku” (Ayub 27:2)

Angin ribut-lah yang menyebabkan ke 10 anaknya mati, dan perampok dari suku asing-lah yang merampasi ternaknya, tapi dia melimpahkan kehilangan itu kepada Allah (yang katanya) memberi dan mengambil (Ayub 1:21).

Ayub kemudian berulang-ulang mengatakan Allah-lah yang menyebabkan kehilangan dan masalah yang dia derita (lihat Ayub 2:10, 6:4).

Karena perilakunya yang baik, Ayub tak bisa menerima ketidakadilan ‘ilahi’ ini.
Kalau aku berbuat dosa, apakah yang telah kulakukan terhadap Engkau, ya Penjaga manusia? Mengapa Engkau menjadikan aku sasaran-Mu, sehingga aku menjadi beban bagi diriku? (Ayub 7:20)

Allah bekerja dengan cara yang misterius, pikir Ayub.
Dialah yang meremukkan aku dalam angin ribut, yang memperbanyak lukaku tanpa alasan (Ayub 9:17)

9. Ayub pikir Allah ingin membunuh Dia

Aku tidak bersalah! … yang tidak bersalah dan yang bersalah kedua-duanya dibinasakan-Nya (Ayub 9:21-22)
Engkau menjadi kejam terhadap aku, Engkau memusuhi aku dengan kekuatan tangan-Mu. Ya, aku tahu: Engkau membawa aku kepada maut, … (Ayub 30:21, 23)

10. Ayub putus asa dan berharap dia mati saja

Ayub membenci hidupnya.
Aku jemu, aku tidak mau hidup untuk selama-lamanya. Biarkanlah aku, karena hari-hariku hanya seperti hembusan nafas saja (Ayub 7:16)
maka di manakah harapanku? Siapakah yang melihat adanya harapan bagiku?(Ayub 17:15)

Orang yang disebut ‘pahlawan iman’ ini kepengen mati.
sehingga aku lebih suka dicekik dan mati dari pada menanggung kesusahanku (Ayub 7:15)
Ayub tak punya iman kepada Allah yang memulihkan dan menyembuhkan, malah berkata, “… aku mengharapkan dunia orang mati sebagai rumahku, … ” (Ayub 17:13)

Banyak orang menghormati Ayub sebagai ‘raksasa iman’ yang terkenal karena kesabarannya yang luar biasa.
Tetapi Ayub tidak terdaftar di Ibrani 11, di antara para pahlawan iman. Karena satu-satunya kebenaran yang ditunjukkannya adalah kebenaran-diri sendiri yang memuakkan.

Tetaplah bersama saya karena kita akan melihat bahwa kasih karunia Allah adalah bagi orang-orang tak sempurna seperti Ayub ini.
Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur (Mazmur 113:7).

psalm.113.7.scripturePhoto_lgSebagaimana akan kita lihat nanti, hidup Ayub mengalami titik balik.
Sebelum bertemu dengan Allah, Ayub adalah seorang perengek yang secara keliru menuduh Allah sebagai penyebab masalah yang dialaminya.
Tapi sesudah ia mengenal Allah, Ayub menjadi orang yang ‘baru’, orang yang melihat Allah itu benar dan adil.

Ini kisah yang mengagumkan dan anda tak akan ingin melewatkannya (tunggulah kelanjutannya besok)!

[Paul Ellis : “Ten Little Known Fact about Job”; 22 October 2015]

Silakan check tulisan terjemahan asli dan penerjemahnya: Mona Yayaschka


Sukai blog ini / Like this blog:

Popular Posts