Sunday, December 6, 2015

Apakah #Iblis adalah ‘tangan kotor’ #Allah? (#Ayub bagian 2)

hqdefaultKitab Ayub adalah kitab yang berisi salah satu kisah paling memukau dalam Alkitab, tapi kita telah keliru membacanya dengan dua cara.
Pertama, kita menyanjung Ayub sebagai seorang pahlawan iman. Kedua, kita berpikir iblis adalah ‘anjing gembala’ Allah untuk melakukan ‘pekerjaan kotor’Nya.

Ide gila ini muncul dari ayat berikut :
Lalu bertanyalah Tuhan kepada Iblis: “Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.”
Lalu jawab Iblis kepada Tuhan : “Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah? Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu. Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu.”
Maka firman Tuhan kepada Iblis: “Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya.” Kemudian pergilah Iblis dari hadapan Tuhan .
(Ayub 1:8-12)

Penafsiran tradisional atas ayat ini adalah Tuhan Allah membuat Ayub jadi sasaran dengan melambai-lambaikan dia di depan iblis, seperti seorang polisi melambai-lambaikan kaus tersangka di depan hidung anjing pelacak.
“Kau mencium bau Ayub? Kau mencium kesalehannya dan betapa dia membenci kejahatan?”
“Grrrr.. Grrrr..”
“Ayo, sana, serang dia. Robek-robek hidupnya!”
Betapa mengerikan gambaran macam ini!

Penafsiran semacam ini tidak membedakan mana Allah, mana iblis. Memang iblis yang melakukan, tapi Allah adalah kolaborator. Allah mengijinkan. Dia ‘membiarkan’ itu terjadi.

Syukurlah, ada juga versi terjemahan yang ‘beda’. Sekarang mari kita baca ayat tadi dalam Green’s Literal Translation of the Holy Bible (LITV) :
Dan Yehova berkata kepada Iblis, “Engkau sedang memperhatikan hambaKu Ayub ya? Apakah karena tak seorangpun seperti dia di bumi, seorang yang jujur dan benar, yang takut kepada Tuhan dan menjauhi kejahatan?” (Ayub 1:8, terjemahan LITV)
Dengan kata lain, “Iblis, mengapa engkau memburu Ayub? Apa karena ia orang jujur? Atau karena dia tidak tumbang karena rencana jahatmu?”

Lihat?
Allah tidak menjebak Ayub.
Allah sedang memberi tahu iblis bahwa Ia mengawasi iblis karena Ia tahu rencana iblis.

Iblis memang sedang memburu Ayub. Dia bukan cuma ingin menyakiti Ayub, dia ingin ‘memperalat’ Allah untuk melakukannya!
Dengar apa yang dia katakan,
“Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu.”(Ayub 1:11)
Kelancangan yang luar biasa dari sang perencana kejahatan!
Berani sekali!

Pertama, si pendakwa ingin memanipulasi Allah.
“Ayub takut padaMu hanya karena Engkau membuat pagar di sekelilingnya dan memberkati dia” (ayat 9-10).

Lalu dia menantang Allah untuk menghajar Ayub.
Tentu Allah tidak termakan trik iblis, tapi ayat 12 menunjukkan sepertinya begitu,
“Baik, kalau begitu, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; … (Ayub 1:12)
Pembacaan sekilas akan membuat kita berpikir Allah sudah terjebak dalam permainan iblis dengan memberinya ijin untuk memburu Ayub.
Benarkah?

Mari kita baca lagi ayat itu dalam versi LITV :
Dan Yehova berkata kepada iblis, “Segala kepunyaannya memang ada dalam  tanganmu. Hanya, jangan jamah dirinya.” Lalu iblis pergi dari hadapan Yehova.
Allah TIDAK SEDANG memberi ijin kepada iblis.
Allah sedang MENYATAKAN suatu fakta.
Ayub memang SUDAH di bawah jempol iblis, siap untuk ‘dipites’.
Mengapa Allah mengatakan demikian?
Karena ini :
Kita tahu bahwa kita berasal dari Allah, tapi seluruh dunia berada di bawah kendali si jahat (1 Yohanes 5:19)

Sebagaimana dijelaskan oleh Tom Tompkins dalam bukunya ‘Understanding the Book of Job’, Allah memberikan kendali atas bumi kepada manusia.
Langit itu langit kepunyaan Tuhan, dan bumi itu telah diberikan-Nya kepada anak-anak manusia (Mazmur 115:16)
… tapi di Eden, manusia menyerahkan kuasa/kendali itu kepada iblis.
Jadi saat Allah katakan, “Segala kepunyaannya dalam tanganmu”, Allah sedang menyatakan suatu fakta pahit dan menyakitkan yang nantinya membuat Yesus mengorbankan hidupNya.

Kesimpulannya, ada 4 dusta yang muncul dari kesalahpahaman membaca Ayub pasal 1 :

#1. Iblis membutuhkan ijin untuk menyerang kita

Faktanya : Iblis tidak sedang minta ijin akan memburu Ayub karena dia tidak butuh.
Di Eden, manusia yang membuka pintu bagi dosa dan menuai konsekuensinya sejak itu.

Kabar baiknya adalah sekarang tidak lagi.
Dengan kasih karunia Allah, iblis akan lari jika kita melawan dia (Yakobus 4:7).
Jangan seperti Ayub. Jangan biarkan si pencuri itu menjarah rumah anda.
Jadilah seperti Daud yang menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan, Allahnya. Dan melawan! (1 Samuel 30:6).

#2. Allah memanfaatkan iblis sebagai ‘anjing gembala’ untuk menjaga domba tetap dalam barisan.

Ya ampun!
Omong kosong!
Apakah persamaan antara kebenaran dan kedurhakaan? Bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?(2 Korintus 6:14)

#3. Allah memberikan sakit-penyakit dan penderitaan untuk mengasah karakter kita

Tujuan iblis adalah memanipulasi Allah untuk melukai Ayub, sesuatu yang tidak akan pernah Allah lakukan.
Sekalipun Ayub berpikir Allah-lah yang berada di balik kehilangannya, Allah mengirim Elihu untuk meluruskan kekeliruan Ayub.
Elihu adalah gambaran Yesus yang “,… berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia.”(Kisah Para Rasul 10:38)

Yesus tidak memberikan penyakit, Ia mengambilnya dari kita.

#4. Allah mengijinkan sakit-penyakit dan penderitaan untuk menyakiti kita

Allah TIDAK BEKERJA bagi iblis. Jika Allah memberi ijin kepada iblis untuk mencuri dari anda, dia tak akan disebut pencuri.
Adam pertama kehilangan kendali atas bumi, tapi Adam terakhir merebut kembali apa yang iblis curi.

Di dalam Kristus, anda ditakdirkan untuk berkuasa dalam hidup ibarat seorang raja (Roma 5:17).
Tapi anda tak akan pernah berkuasa dalam hidup jika anda menyimak dusta iblis di atas dan lebih mengikuti Ayub ketimbang Kristus.

Romans_5-17Kasih karunia dan damai sejahtera bagi anda semua!

(Tunggulah kelanjutannya besok!)

[Paul Ellis : “Is Satan God’s Sheepdog?”; 28 October 2015]

Silakan check tulisan terjemahan asli dan penerjemahnya: Mona Yayaschka


No comments:

Sukai blog ini / Like this blog:

Popular Posts