Showing posts with label dosa. Show all posts
Showing posts with label dosa. Show all posts

Saturday, October 24, 2015

Level 1 Pelaj. 11 – Apa Yang Terjadi Ketika Seorang Kristen Berbuat Dosa?

Hari ini kita akan membahas subjek “Apa Yang Terjadi Ketika Seorang Kristen Berdosa?” Alkitab mengatakan kepada kita dalam 1 Yohanes 1:8-9, “Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” Sebagai orang Kristen, kita masih akan tersandung dan berbuat dosa. Apa yang membuat kita berbeda dari siapa kita sebelum lahir baru adalah bahwa sekarang kita memiliki sifat baru. Kita menjadi sedih jika kita berdosa. Kita tidak ingin berbuat dosa; kita ingin menjalani kehidupan yang benar. Tapi apa yang terjadi ketika kita kemudian melakukan dosa? Apakah kita perlu diselamatkan lagi? Apakah demikian yang Alkitab ajarkan? Jika demikian, kita tidak aman, dan dalam beberapa hal, kita bahkan lebih buruk dari dunia. Setidaknya dunia tidak tersiksa oleh kesadaran akan dosa.

Sebagai orang percaya, dosa seharusnya tidak menjadi fokus perhatian kita. Ibrani 10:2 menyatakan bahwa melalui pengorbanan Yesus, orang percaya seharusnya tidak sadar dosa (conscience of sins) lagi. Dengan kata lain, dosa seharusnya tidak menjadi fokus dari kehidupan kita. Tuhanlah yang seharusnya menjadi fokus kita.

romans3_27-28Roma 4:2 mengatakan, “Sebab jikalau Abraham dibenarkan [dinyatakan benar] karena perbuatannya, maka ia beroleh dasar untuk bermegah, tetapi tidak di hadapan Allah” (tanda kurung dari saya). Jika keselamatan didasarkan pada prestasi kita, hal-hal (pencapaian) yang kita lakukan, maka kita bisa membual tentang itu. Kita bisa mengatakan, “Hei, Tuhan, saya sangat menghargai apa yang Engkau telah lakukan di kayu salib, tapi ingatlah hal-hal yang telah saya lakukan!” Jadi sepanjang kekekalan, kita akan memuji Yesus dan memuji diri kita kembali karena hal-hal yang telah kita lakukan. Tidak! Tuhan telah merancang keselamatan sedemikian rupa sehingga tidak akan ada kemegahan atau kemuliaan di pihak manusia. Satu-satunya kemuliaan dan kemegahan nantinya adalah di dalam Tuhan Yesus Kristus (Rom. 3:27). Karunia hidup kekal memang adalah suatu hadiah, dan tidak dapat diupayakan (Rom. 6:23).

Roma 4:2 mengatakan bahwa jika Abraham dibenarkan oleh perbuatannya sendiri, ia akan memiliki beberapa alasan untuk bermegah, tapi itu bukanlah apa yang terjadi. Bagaimana Alkitab mengatakan seorang manusia diselamatkan? Dengan kinerjanya sendiri? Dengan karya-karyanya sendiri? Dengan hal-hal yang dia lakukan? Bagaimana Abraham diperhitungkan sebagai orang benar, atau dibenarkan? Apakah itu melalui hal-hal yang dia lakukan atau tidak lakukan, ataukah itu karena ia hanya percaya, mempercayakan dan bergantung pada Allah karena iman? Alkitab berkata dalam Roma 4:3, Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.”

Apa yang menjaga saya dalam posisi dan memelihara saya dari kebinasaan, meskipun ada saat-saat ketika saya gagal dan dosa? Itu adalah bahwa Yesus telah menanggung semua dosa saya di kayu salib, dan melalui iman di dalam Dia (bukan melalui karya saya sendiri), saya dibenarkan (dibuat menjadi orang benar di hadapan Allah).

Roma 4:6 mengatakan, Seperti juga Daud menyebut berbahagia orang yang dibenarkan Allah bukan berdasarkan perbuatannya“. Daud dari Perjanjian Lama sedang mengatakan bahwa akan ada hari ketika melalui suatu perjanjian baru Allah akan memperhitungkan kebenaran, posisi benar, tanpa manusia bekerja untuk itu. Lalu ia berkata dalam ayat 7, “Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya”. Inilah bagian yang menentukan: “Berbahagialah manusia yang kesalahannya (NKJV: dosanya) tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya.” (Roma 4:8). Ia tidak mengatakan bahwa Dia mungkin, kadang-kadang Dia mau dan kadang-kadang Dia tidak mau. Ia mengatakan, “Berbahagialah manusia yang kepadanya Tuhan tidak akan memperhitungkan dosa.”

Romans4_7_8Dalam bahasa Yunani bentuk pernyataan itu yang disebut kalimat negatif tegas. Ini berarti Dia tidak akan pernah, sama sekali tidak akan pernah menempatkan dosa ke hitungan rekening kita. Inilah kabar baik dari Perjanjian Baru. Ibrani 10:16 mengatakan, “Ia berfirman pula: “Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka [pada hati mereka] dan menuliskannya dalam akal budi mereka [pada pikiran mereka juga], (tanda kurung saya), dan bagian dari perjanjian itu adalah bahwa Allah berkata ini dalam ayat 17: “dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka.”

Apa yang menahan Anda dalam posisi kebenaran dan berdiri benar di hadapan Tuhan, bahkan ketika Anda berbuat dosa dan tidak punya waktu untuk mengakuinya? Itulah iman Anda di dalam Yesus Kristus. Nama-Nya adalah Yesus, dan Ia menyelamatkan orang-orang dari dosa-dosa mereka (Mat. 1:21).

 

♡ ✞ ♡

Pertanyaan-pertanyaan Pemuridan

  1. Bacalah Roma 4:5. Allah membenarkan (membuat menjadi orang benar) orang-orang yang _________________.
  2. Bacalah Roma 4:2-3. Tuhan menaruh sesuatu kepada hitungan Abraham (ketika ia percaya) yang sebelumnya ia tidak miliki. Apakah itu?
  3. Bacalah Roma 4:22-24. Jika kita percaya sebagaimana Abraham mempercayai, apa yang akan Tuhan taruh ke hitungan kita?
  4. Bacalah Roma 4:6. Allah memperhitungkan kebenaran (atau posisi berdiri benar) kepada seseorang: A. menurut perbuatan mereka. B. terlepas dari perbuatan-perbuatan mereka. C. sesuai dengan seberapa baik sifat mereka.
  5. Bacalah Ibrani 10:14. Berapa lamakah orang-orang percaya diperhitungkan sebagai sempurna di hadapan Allah?
  6. Bacalah Roma 5:17. Kebenaran diterima: A. dengan mengupayakannya. B. sebagai hadiah. C. dengan bekerja untuk itu.
  7. Apa yang kata “hadiah” siratkan?
  8. Untuk mempercayai Yesus menjadi Juruselamat pribadi Anda, Anda harus percaya kepada-Nya untuk membawa Anda sepanjang jalan ke: A. gereja. B. surga. C. Rusia.

 

*⁂*

Ayat-ayat Kitab Suci untuk Digunakan dengan Pertanyaan-pertanyaan

Rm 4:5 – “Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran.”

Roma 4:2-3 – [2] Sebab jikalau Abraham dibenarkan [dinyatakan benar] karena perbuatannya, maka ia beroleh dasar untuk bermegah, tetapi tidak di hadapan Allah” [3] Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? “Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.””

Roma 4:22-24 – “[22] Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran. [23] Kata-kata ini, yaitu “hal ini diperhitungkan kepadanya,” tidak ditulis untuk Abraham saja, [24] tetapi ditulis juga untuk kita; sebab kepada kitapun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati”

Roma 4:6 – Seperti juga Daud menyebut berbahagia orang yang dibenarkan Allah bukan berdasarkan perbuatannya

Ibrani 10:14 – “Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.”

Roma 5:17 – Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus.

 

Romans6_23-1

♔  ✞  ♕

Pelajaran ini diterjemahkan dan diedit dari tulisan Don Krow, bagian dari 48 Pelajaran Dasar Kekristenan – Penginjilan Pemuridan Lengkap | Christ of Grace (http://ift.tt/1ISgZvn)

Nantikanlah serial pelajarannya setiap Sabtu!

Free Download / Unduh Bahan: Pemuridan – Level 1 Pelajaran 11.

Catatan: Oleh kasih karunia ini tidak untuk diperjualbelikan, hanya karena dan bagi Kristus. Jika Anda membutuhkan Kunci Jawaban, silakan Kontak saya di sini


Wednesday, September 23, 2015

#Lukisan #Rembrant “The Return of the #Prodigal Son” – (#free #download / #unduh #gratis)

Silakan unduh gratis (free download) lukisan Rembrant “The Return of the Prodigal Son” (Kembalinya Si Anak Hilang) untuk koleksi Anda dengan mengklik gambar di bawah!

:)

Dosa adalah rusaknya hubungan dengan Allah. Pertobatan tidak terjadi saat kita datang ke (menyadari) diri kita sendiri. Hal itu hanya terjadi bila kita datang kepada (menyadari) Bapa; kembali kepada kasih yang karenanya kita diciptakan!!

Bacalah artikel “Dosa: ‘Sudut Pandang Yesus atau Orang-orang Farisi’” dan diberkatilah lebih lagi! Anda juga bisa mengunduh lukisan ini dengan mengklik gambarnya di artikel tersebut.

REMBRANDT-Harmenszoon-van-RIJN-The-Return-of-the-Prodigal-Son-2Silakan unduh gratis gambar besarnya dengan mengklik gambar

Catatan:

Gambar-gambar besar ini diunduh dari situs lain.
Kemungkinan besar gambar aslinya memiliki copy right. Karena itu harap tidak diperjualbelikan atau dipergunakan untuk keuntungan pribadi, melainkan pakailah untuk membangun iman pribadi maupun orang lain di sekeliling Anda sebagai berkat anugerah-Nya!

Kristus Yesus memberkati Anda dalam Kasih Karunia-Nya!


Saturday, May 9, 2015

#Wallpaper “Micah 7:19” – #gratis

Silakan unduh gratis (free download) Wallpaper “Micah 7:19” untuk koleksi Anda dengan mengklik gambar di bawah!

:)

Alkitab tidak mengatakan bahwa Bapa melupakan dosa-dosa kita, melainkan mengatakan bahwa Ia tidak mengingatnya. Dia tidak melepaskan kemahatahuan-Nya. Dia hanya menolak untuk “menjadikannya bagian” dari kita atau dari Dia lagi untuk selama-lamanya!!

Bacalah artikel “Mengampuni dan Melupakan?” dan diberkatilah lebih lagi! Anda juga bisa mengunduh lukisan ini dengan mengklik gambarnya di artikel tersebut.

Micah 7_19Silakan unduh gratis gambar besarnya dengan mengklik gambar

Catatan:

Gambar-gambar besar ini diunduh dari situs lain.
Kemungkinan besar gambar aslinya memiliki copy right. Karena itu harap tidak diperjualbelikan atau dipergunakan untuk keuntungan pribadi, melainkan pakailah untuk membangun iman pribadi maupun orang lain di sekeliling Anda sebagai berkat anugerah-Nya!

Kristus Yesus memberkati Anda dalam Kasih Karunia-Nya!


Friday, May 8, 2015

“Usut TKP” #YERUSALEM: Siapa yang #Membunuh #Ananias dan #Safira?

investigateApakah Ananias dan Safira dibunuh oleh Roh Kudus sebagaimana banyak orang mengklaim (Kisah 5:1-11)? Nah, bagian itu bahkan tidak “secara harfiah” mengatakan bahwa Allahlah yang telah membunuh mereka, jadi kita harus melihat lebih dekat bagian tersiratnya untuk melakukan investigasi kejadian yang adil mengenai penyebab sebenarnya dari kematian mereka.

Petrus bertanya kepada Safira dalam bahasa Yunani literal di ayat 9, “Mengapa kalian berdua setuju untuk menekan Roh?” (Studi Kata Yunani-Inggris Perjanjian Baru, Paul R. McReynolds, Tyndall, hal. 441 (1999)). Dengan kata lain, mengapa kalian berdua mendorong pergi hadirat pelindung Allah? Implikasinya jelas kemudian bahwa Iblislah pelakunya di sini, bukan Tuhan. Iblis “memenuhi hati mereka” untuk berbohong, maka Ananias dan Safira memadamkan hadirat pelindung Allah dengan dosa mereka, lalu Iblis mengisi kekosongan dalam hati mereka dengan kutukan yang menindas, dan mereka berdua meninggal.

Terjemahan interlinear McReynolds dari 1 Korintus 10:9 menggambarkan dinamika yang sama. “Dan janganlah kita MENEKAN Tuhan, seperti TEKANAN yang telah dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular.” Terjemahan Interlinear dapat sedikit canggung untuk telinga kita, namun sering memberi kita emas pemahaman teks Kitab Suci yang lebih baik.

Apakah Anda melihat apa yang bagian Kisah Para Rasul ini sekarang jelaskan? Pengabaian dan ketidakpercayaan yang merajalela oleh Ananias dan Safira kepada Allah, dikombinasikan dengan ketakutan mereka terhadap keadaan mereka, semua bergabung untuk melakukan hal berikut. Mereka telah menekan HADIRAT pelindung KRISTUS, DAN DIHANCURKAN OLEH IBLIS. Dan bagaimana Iblis begitu saja membunuh mereka? Di bawah ini, kita akan melihat bahwa Iblis menggunakan senjata favoritnya — ketakutan dan penuduhan – untuk membunuh kedua orang menyedihkan ini.

Tapi, bagaimana kita tahu bukan Tuhan yang membunuh mereka? Karena Ibrani 2:14-15 mengatakan Iblislah yang memiliki kuasa kematian, bukan Tuhan. Yohanes 10:10 mengatakan Iblislah yang membunuh manusia, bukan Tuhan. 1 Korintus 5:5 mengatakan Iblislah yang menghancurkan daging manusia, bukan Tuhan.

Dan sebenarnya, bagian ayat itu tidak mengatakan siapa yang benar-benar membunuh mereka, tapi mereka sendiri “menyerahkan nyawa” (spirit) SETELAH mendengar kata-kata penghukuman Petrus. Mungkin saja bahwa mereka sedemikian ketakutan akan kata-kata Petrus sehingga mereka begitu saja menyerah terhadap keinginan mereka untuk hidup.

Kita semua tahu atau telah mendengar tentang orang-orang yang menyerah dalam keputusasaan akan hidup, beberapa orang secara bertahap, beberapa orang lain dalam waktu singkat. Beberapa “menyerah akan roh mereka” karena patah hati, atau penyakit atau bencana yang akan datang. Mungkin mereka begitu khawatir tentang dosa mereka karena itu adalah salah satu dari masa awal gereja, dan mereka pikir itu mungkin tidak dapat dimaafkan.

Dengan kata lain, tampaknya Annanias dan Safira terhukum sampai mati. Tapi apakah ini kehendak Tuhan? Apakah itulah yang terbaik dari Tuhan? Apakah Petrus menunjukkan kepada mereka kasih karunia yang sama yang ia sendiri telah terima ketika ia mengkhianati Tuhan tiga kali dalam semalam? Bagaimana jika seseorang dalam otoritas kerasulan, Yakobus atau Yohanes misalnya, mengatakan kepada Petrus untuk pada dasarnya “jatuh mati” di tengah kesadaran dosanya, mungkinkah ia juga telah akan menyerah akan rohnya?

Apakah Petrus mengulurkan kasih karunia Allah kepada mereka untuk TIDAK memperhitungkan dosa ini ke atas mereka, seperti yang Yesus lakukan, seperti yang martir Stefanus lakukan, atau apakah ia bahkan mencoba untuk melayani mereka kepada pertobatan, untuk menasihati mereka, untuk berdoa bagi mereka, untuk bersyafaat bagi mereka, untuk meletakkan tangan mereka agar diampuni dan disembuhkan, atau salah satu dari praktek lain yang Kitab Suci dan kemudian Gereja sarankan?

Bagaimana dengan bagian ayat ini? Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan.” Galatia 6:1.

Mengapa, dalam nama Yesus, kesempatan untuk bertobat TIDAK ditawarkan kepada Ananias dan Safira dalam situasi ini oleh Petrus?

Matius 18:15-17 memerintahkan kita bagaimana PERTAMA-TAMA pergi secara pribadi ke salah satu orang yang tertangkap dalam suatu pelanggaran, LALU untuk pergi bersama saksi lain jika koreksi pribadi tidak diterima oleh orang itu, dan hanya SETELAH ITU untuk membawanya kepada konfrontasi secara umum jika orang tersebut tetap tidak bertobat. Dan bahkan kemudian, hukuman yang lebih buruk adalah ekskomunikasi, BUKAN pembunuhan.

Apakah Anda mengerti? Cara Allah adalah untuk menghadapi suatu dosa DENGAN tujuan restorasi dan pertobatan dari orang berdosa itu, BUKAN eksekusi cepat. Mengapakah dinamika kasih karunia ini tidak diikuti?

Apakah roh dari bagian ayat-ayat pengampunan yang baru saja dikutip di atas ini diikuti oleh Petrus? Tidak, Petrus nampak dengan cepat dan segera menuduh mereka, setelah itu ia pada dasarnya melangkah keluar begitu saja dan membiarkan Iblis mendapat mereka. Jika berbohong kepada Roh Kudus dengan menahan beberapa sumber daya kita benar-benar mengamanatkan eksekusi langsung Roh Kudus, maka berapa banyak dari kita yang masih akan berdiri? Berapa banyak dari kita bukan seharusnya sudah lama akan dieksekusi? Mungkin inti moral dari bagian ayat ini adalah lebih mengenai kurangnya kasih karunia Petrus daripada mengenai kurangnya iman Annaias dan Safira.

Petrus tidak sempurna. Dia dikenal cepat terpicu ketika datang kepada kemarahan atau frustrasi. Dia dengan cepat menggunakan pedang fisik untuk memotong telinga seorang tentara yang mendekat. Dia juga cepat menggunakan pedang verbal, seperti ketika ia mengatakan kepada Simon si tukang sihir untuk binasa di tempat itu juga bersama-sama dengan uangnya. Mungkin, demikian juga Petrus di sini cepat untuk menusukkan dorongan pembunuhan di sini kepada Ananias dan Safira.

Galatians-2.11-13Jika Paulus memiliki keberanian untuk “berterus-terang menantang” Petrus (Galatia 2:11) untuk kesalahan spiritual yang mungkin, bukankah seharusnya kita juga punya keberanian jika, tentu saja, Roh Kudus memimpin?

Tapi, bukankah ketakutan yang besar datang kepada gereja di dalam kesadaran akan kematian-kematian ini? Dapat diperdebatkan bahwa “ketakutan besar” yang datang pada gereja dalam kesadaran akan kejadian ini, dan penyembuhan orang sakit berikutnya dari bayangan Petrus, datang lebih dari orang-orang yang secara salah, secara berlebihan dan dengan takut meninggikan Petrus bukannya melalui pemberlakuan iman yang murni dalam Kristus.

Jika kita, sebagai bagian dari tubuh gereja muda dan tanpa pengalaman, melihat seorang pemimpin yang dihormati seperti Petrus muncul untuk menanamkan rasa takut sedemikian dimana orang-orang jatuh dan mati, benar-benar ketakutan dan terhukum sampai mati, maka kita juga mungkin mulai mengidolakan “bayangan” nya. Kehadiran, perkataan dan opininya mungkin menggantikan atau mengambil alih iman kita kepada Yesus. Kita mungkin mengubah Petrus menjadi seorang Paus duniawi, mencium cincinnya, menyembah bayangannya, dll. Jika orang mendapat kesembuhan yang sah dari pelayanan Petrus, itu adalah terlepas dari kemarahan Petrus, bukan karenanya.

Dan di sini ada pemikiran lain. Jika penafsiran umum itu benar bahwa Allah menyuruh Petrus mengecam Ananias dan Safira sampai mati karena menyembunyikan kebenaran dan sumber daya dari Roh Kudus, maka sejarah Gereja seharusnya penuh dengan orang-orang Kristen terkenal yang juga secara lisan menjatuhkan dan membunuh berjuta-juta orang yang telah, pada satu atau lain waktu, menahan kebenaran atau sumber daya dari Allah sejak kejadian Ananias dan Saphira. Bahkan, kita seharusnya masih melihat orang-orang secara rutin mengeksekusi sebagai bagian normal dari pertemuan-pertemuan dan disiplin Gereja.

Tapi, itu tidak terjadi.

Jadi sekali lagi, ketika Petrus muncul sedikit terlalu cepat menarik pelatuk untuk memberitahu orang-orang untuk “jatuh mati” karena pemberontakan mereka (Safira dan Simon dalam Kisah 5 dan 8), haruskah kita bersedia untuk menahan tindakannya jika hati nurani kita memaksa kita?

Apakah kita mengikuti Roh Kudus atau Petrus? Yesus atau Petrus? Jujur saja saya tidak bisa melihat Yesus berkata kepada siapa pun untuk jatuh mati di tempat. Itu bukan cara Dia bergerak. Yesus mungkin mengguncangkan kandang agamawi mereka, tetapi Dia tidak pernah mengutuk seseorang untuk mati di tempat. Ampunilah tujuh kali tujuh puluh, kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan, berkatilah musuh Anda dan berdoalah bagi mereka yang melecehkan Anda. Tidak terlihat “kutuklah mereka untuk mati atau binasa di tempat” pada daftar dalam Matius 5:38-48 itu.

the other cheekDan jangan salah paham, saya menyukai Petrus, tetapi apakah kita harus menganggap dia sempurna dalam setiap urusannya? Sudah pasti Paulus tidak.

Tak satu pun dari kita yang sudah sempurna dalam pelayanan kemurahan Allah. Setelah memberitahu Simon untuk “binasa” bersama uangnya, Simon meminta Petrus untuk berdoa baginya agar hal-hal yang Petrus katakan itu tidak terjadi padanya. Tapi, Alkitab diam, apakah Petrus memang kemudian berdoa untuknya. Saya harap dia melakukannya. Saya pasti akan menentang Petrus jika ia tidak melakukannya dalam perkara itu. Yesuslah model kita, bukan Petrus.

Dapat dimengerti bahwa Gereja yang masih bayi itu mungkin kurang dalam toleransi dan kesabaran dari pada kelompok orang percaya yang lebih matang dan berpengalaman. Saya tahu ketika saya baru saja lahir baru dan sungguh-sungguh dalam Roh, tingkat toleransi saya terhadap ketidakpercayaan orang lain itu kecil. Saya dulu pasti sama tegas dan garangnya seperti Petrus. Tapi, dengan waktu dan kedewasaan, dan setelah menderita melalui banyak kegagalan menyedihkan saya sendiri, kesabaran saya untuk kekurangan, dosa dan kegagalan orang telah meningkat secara eksponensial. Saya tidak lagi menarik pelatuk kecaman secepat saya dulu.

Paulus memiliki keberanian untuk “berterus-terang menantang” Petrus ketika Petrus salah (Galatia 2:11). Mungkin KITA harus “berterus-terang menantang” Petrus dalam bagian ayat ini juga. Tapi terlepas dari itu, ada satu hal pasti. Bukan Tuhan yang membunuh Ananias dan Safira. Iblislah yang melakukannya. Iblis pasti mengerjakan kebohongan dan kutukan yang melumpuhkan dalam hati mereka, dan mungkin dalam pengerasan hati Petrus terhadap mereka juga yang menahannya dari memberikan pelayanan kasih karunia pelindung. Tapi, Iblislah pembunuh sejati di sini dalam cara apapun Anda melihatnya.

Catatan:

Ini adalah terjemahan dari pos yang ditulis oleh Richard Murray.

You can also read the original English note on facebook: “CSI” Jerusalem: Who Murdered Ananias and Sapphira?

Dapatkanlah juga dua pengajaran audio (bahasa Inggris) gratis dari Richard yang pantas untuk didengarkan mengenai masalah Ananias dan Safira:
– Bagian pertama dimulai pada tanda 07:50 rekaman ini: http://ift.tt/1P3X9C4
– Bagian kedua dimulai segera pada rekaman ini: http://ift.tt/1P3X9C6


Sukai blog ini / Like this blog:

Popular Posts