Showing posts with label hadirat Tuhan. Show all posts
Showing posts with label hadirat Tuhan. Show all posts

Sunday, May 24, 2015

Wallpaper / #Lukisan “#Pentecost for All #Nations” – gratis

Silakan unduh gratis (free download) Wallpaper / Lukisan “Pentecost for All Nations” untuk koleksi Anda dengan mengklik gambar di bawah!

:)

Kita menyalahkan Tuhan seolah-olah Dia hanya datang dalam gelombang-gelombang, mencurahkan kuasa-Nya kemudian mengundurkan diri dan mengijinkan suatu generasi hanya menjadi layu. Itu bukan cara Tuhan beroperasi. Tuhan ingin setiap orang berjalan dalam kepenuhan-Nya!!

Bacalah artikel “Kepercayaan-kepercayaan Yang Salah” dan diberkatilah lebih lagi! Anda juga bisa mengunduh lukisan ini dengan mengklik gambarnya di artikel tersebut.

pentecosti-kosmosSilakan unduh gratis gambar besarnya dengan mengklik gambar

Catatan:
Gambar-gambar besar ini diunduh dari situs lain.
Kemungkinan besar gambar aslinya memiliki copy right. Karena itu harap tidak diperjualbelikan atau dipergunakan untuk keuntungan pribadi, melainkan pakailah untuk membangun iman pribadi maupun orang lain di sekeliling Anda sebagai berkat anugerah-Nya!

Kristus Yesus memberkati Anda dalam Kasih Karunia-Nya!


Saturday, May 23, 2015

#Wallpaper “Api #Roh #Kudus” – #gratis

Silakan unduh gratis (free download) Wallpaper “Api Roh Kudus” untuk koleksi Anda dengan mengklik gambar di bawah!

:)

Roh Kudus benar-benar hanya mengingatkan kita betapa kita benar dalam Kristus, betapa tidak berdayanya Setan, dan Dia mengingatkan orang-orang kafir bahwa mereka harus percaya pada Yesus!!

Bacalah artikel “Apakah Dosa yang Tidak Terampuni?” dan diberkatilah lebih lagi! Anda juga bisa mengunduh lukisan ini dengan mengklik gambarnya di artikel tersebut.

Holy SpiritSilakan unduh gratis gambar besarnya dengan mengklik gambar

Catatan:

Gambar-gambar besar ini diunduh dari situs lain.
Kemungkinan besar gambar aslinya memiliki copy right. Karena itu harap tidak diperjualbelikan atau dipergunakan untuk keuntungan pribadi, melainkan pakailah untuk membangun iman pribadi maupun orang lain di sekeliling Anda sebagai berkat anugerah-Nya!

Kristus Yesus memberkati Anda dalam Kasih Karunia-Nya!


#Wallpaper “Abide in the #Vine” – #gratis

Silakan unduh gratis (free download) wallpaper “Abide in the Vine” untuk koleksi Anda dengan mengklik gambar di bawah!

:)

Allah menghasilkan buah melalui kita ~ sama seperti ranting yang hanya merupakan saluran kehidupan bagi getah pokok anggur, dicangkokkan ke dalam partisipasi/kesatuan yang penuh sukacita dengan kehidupan dari pokok anggur, sehingga SANG KEHIDUPAN ITU dapat memiliki ekspresi di dalam dan melalui banyak ranting!!

Bacalah artikel “Kristus Sebagai Kehidupan” dan diberkatilah lebih lagi! Anda juga bisa mengunduh lukisan ini dengan mengklik gambarnya di artikel tersebut.

John15_5Silakan unduh gratis gambar besarnya dengan mengklik gambar

Catatan:

Gambar-gambar besar ini diunduh dari situs lain.
Kemungkinan besar gambar aslinya memiliki copy right. Karena itu harap tidak diperjualbelikan atau dipergunakan untuk keuntungan pribadi, melainkan pakailah untuk membangun iman pribadi maupun orang lain di sekeliling Anda sebagai berkat anugerah-Nya!

Kristus Yesus memberkati Anda dalam Kasih Karunia-Nya!


Friday, May 22, 2015

Kenalilah #Nyali Anda

Yesus berkata bahwa perut kita adalah sumber kehidupan rohani kita. “Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya (NKJV: perutnya) akan mengalir aliran-aliran air hidup.” Yoh. 7:38. Dalam ayat di atas, kata Yunani untuk “perut” adalah “coilia.” Ini menunjukkan rahim, perut dan lubuk hati, tetapi juga dapat merujuk ke seluruh rongga perut fisik kita. Menariknya, koilia merupakan dasar untuk kata Latin “surga,” yaitu “coelum.” Dengan demikian, titik sentuhan surga dalam diri kita adalah nyali \ perut kita.

rivers out of bellyDalam Perjanjian Lama, “nyali” adalah pusat spiritual manusia. Alkitab King James menerjemahkan daerah usus ini sebagai “tali kendali”, yang dalam bahasa Ibrani adalah “kilyah” dan secara harfiah berarti “ginjal.” Orang-orang Yahudi percaya bahwa “tempat dari kehendak, emosi, pikiran dan kuasa-kuasa spiritual sering ditemukan di area umum sistem gastro-intestinal (pencernaan makanan).” OUR FATHER ABRAHAM: JEWISH ROOTS OF THE CHRISTIAN FAITH, oleh Marvin Wilson. (Catatan tambahan penerjemah: Indonesia sendiri menggunakan istilah hati (liver) untuk makna yang sama terhadap jantung dalam bahasa Inggris: heart.)

Lebih khusus, ginjal mewakili baik pusat fisik maupun spiritual manusia. Bahkan pada hewan, ginjal dan darah tidak dimakan karena itu mewakili kehidupan rohani hewan dan dengan demikian dikuduskan sebagai hanya untuk dimiliki Allah. (Im 3:10-11; 17:11).

Pertimbangkanlah ayat-ayat Perjanjian Lama berikut yang menekankan pentingnya ginjal \ tali kendali [usus] \ perut:

“Roh manusia adalah pelita TUHAN, yang menyelidiki seluruh lubuk hatinya (Eng: seluruh bagian dalam perutnya).” Ams. 20:27.

“Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku (YLT: tali kendali [usus]ku) mengajari aku.” Mzm 16:7.

“Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku (YLT: tali kendali [usus]ku) dan hatiku.” Mzm. 26:2.

“Engkau membuat mereka (orang jahat) tumbuh, dan merekapun juga berakar, mereka tumbuh subur dan menghasilkan buah juga. Memang selalu Engkau di mulut mereka, tetapi jauh dari hati (YLT: tali kendali [usus]) mereka.” Yer. 12:2.

“Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku (YLT: tali kendali [usus]).” Mzm. 139:13.

“Jiwaku (YLT: tali kendali [usus]ku) bersukaria.” Ams. 23:16.

“Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan; itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu (YLT: tali pusatmu) dan menyegarkan tulang-tulangmu.” Amsal 3:7-8.

“Ia (Yesus) tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang.” ~ “Dan kebenaran akan menjadi sabuk pinggang-Nya, dan kesetiaan menjadi ikat pinggang(usus)-Nya.” Yes. 11:5. Sungguh ayat luar biasa yang menunjukkan bagaimana Yesus menggunakan usus-Nya untuk memegang perjanjian-Nya dengan Bapa!

“Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin (YLT: tali kendali [usus]), untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya.” Yer 17:10.

“Firman-Nya kepadaku: “Hai anak manusia, makanlah apa yang engkau lihat di sini; makanlah gulungan kitab ini dan pergilah, berbicaralah kepada kaum Israel.” Maka kubukalah mulutku dan diberikan-Nya gulungan kitab itu kumakan. Lalu firman-Nya kepadaku: “Hai anak manusia, makanlah gulungan kitab yang Kuberikan ini kepadamu dan isilah perutmu dengan itu.” Lalu aku memakannya dan rasanya manis seperti madu dalam mulutku.” Ezek.3:1-3.

“Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku.” Mzm. 51:6. “dalam batin” di sini adalah “tuwchah” dan itu adalah kata lain untuk “ginjal.” Itu berasal dari “tachah,” yang berarti “meregangkan suatu busur, sebagai seorang pemanah.” Ini adalah suatu konfirmasi besar dari Logos sebagai busur pewahyuan batin yang melepaskan panah-panah rhema pembebasan kepada hati, pikiran dan mulut kita.

“Lalu aku (Daud) berkata: “Sungguh, aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku; aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku (secara harfiah “di tengah perut saya”). Mzm. 40:7-8.

Dalam PERJANJIAN BARU, pentingnya perut \ ginjal \ tali kendali (usus) ditegaskan dan ditekankan LAGI:

“Semua jemaat akan mengetahui, bahwa Akulah yang menguji batin dan hati orang, dan bahwa Aku akan membalaskan kepada kamu setiap orang menurut perbuatannya.” Wahyu 2:23. Kata Yunani “batin” di sini adalah “nephros,” yang lagi-lagi secara harfiah berarti “ginjal.” Sarjana Yunani W.E. Vines menyatakan, “Kehendak dan kasih sayang dianggap memiliki tempatnya di dalam ginjal.”

“Karena itu kenakanlah, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, perut yang penuh belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.” Kol. 3:12, YLT. Kata “perut” adalah dari bahasa Yunani “splancha.” W.E. Vines sekali lagi menyatakan “splancha” sebagai tempat dari gairah yang lebih keras untuk bahasa Yunani, tetapi untuk bahasa Ibrani itu adalah tempat dari kasih sayang yang lembut. Dilihat dari sudut ini, hidup dari nyali akan menghasilkan orang-orang berdosa penuh nafsu dalam orang-orang yang belum ditebus, tapi hidup dari nyali untuk orang-orang yang telah ditebus akan menghasilkan juara Allah yang sungguh-sungguh dan berhati lembut. Lihatlah juga 2 Kor. 6:12; 7:15; Pilipi 1:8; Filemon 7,12,20; 1 Yoh. 3:17.

“Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.” Mat.14:14. Ketika bagian ayat di atas mengatakan bahwa Yesus “tergerak oleh belas kasihan” untuk menyembuhkan orang banyak, kata Yunaninya adalah “splanchnizomai,” bentuk kata kerja dari “splancha” yang sebelumnya dibahas di atas. Splanchnizomai berarti digerakkan oleh perut atau batin untuk seseorang melakukan beberapa fungsi. Kata ini sering dicatat mengenai sikap Kristus terhadap orang banyak dan terhadap individu yang menderita. Lihatlah Mat. 9:36; 15:32; 18:27; 20:34; Mrk. 1:41; 6:34; 8:2; 9:22; Luk. 7:13; 10:33; 15:20.)

“Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.” Rom. 8:5-6.

Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.” Kol. 3:2.

“Tapi dia berbalik, dan berkata kepada Petrus, Enyahlah, Iblis: Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku. Sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia” Matius 16:23.

Kata yang diterjemahkan dalam ayat-ayat di atas sebagai “pikiran,” “memikirkan,” dan “pikirkanlah” semuanya berasal dari kata Yunani yang sama (“phronema” kata benda, “phroneo” kata kerja), akar katanya adalah “phren” yang diterjemahkan sebagai “perut” atau “abdomen.” Jadi, sekali lagi kita melihat bahwa ayat-ayat suci memanggil kita untuk hidup oleh nyali. Kita harus mengatur nyali kita kepada hal-hal di atas, kepada roh dan kepada hal-hal yang dari Allah. Sungguh ini suatu intensitas viseral (=mendalam / jeroan) yang ditambahkan kepada ayat-ayat suci itu. Lihatlah juga Roma 8:27; 12:16; 15:5; 2 Kor.13:11; Gal. 5:10; Filipi 2:2,5; 3:15,19.

Apresiasi terhadap nyali manusia memiliki sejarah panjang dan terhormat sebagai suatu tempat yang terus berkembang dalam ilmu dan kedokteran. Dalam sejarah, nyali / usus (tali kendali) / perut manusia memiliki tempat kunci di semua negeri Timur. Budaya ini menghormati usus sebagai sumber “chi,” yang mengacu pada kekuatan hidup atau energi vital kehidupan.

Di Cina, konsep ini disebut “qi” atau “chi” dan di Korea dan Jepang itu disebut “ki.” Konsep-konsep Cina, Korea dan Jepang mengenai chi adalah hampir identik. Istilah India, “prana” atau “pranja,” memiliki koneksi yang sama dengan ide tentang roh. Kekuatan hidup ini terletak di perut (“hara“) di mana ia dikendalikan oleh nafas.

Diperkirakan bahwa chi seseorang dapat dilihat pada kepribadian orang itu dan dalam semua tindakan luar, dan itu lebih kuat daripada kekuatan fisik sendiri. Itu dianggap sebagai refleksi dari manusia yang di dalam. Oleh karena itu chi yang kuat adalah setara dengan karakter yang baik. Chi merupakan konsep penting dalam filosofi Asia yang mendasari semua seni bela diri.

Saya tidak menggembar-gemborkan filsafat Timur sama sekali karena seluruhnya tidak memiliki pengetahuan penyelamatan Yesus Kristus. Tapi, mereka bersama-sama dengan Israel dan orang-orang Yunani, telah mengidentifikasi pusat sejati spiritualitas manusia – nyali!

Ilmu pengetahuan kini telah menemukan bahwa nyali manusia adalah memang apa yang Webster katakan: “dasar viseral atau bagian emosional dari seseorang”. Nyali sebenarnya memiliki otaknya sendiri yang membentuk sistem saraf enterik sementara itu tetap terhubung ke sistem saraf pusat dan otak lainnya yang terbungkus dalam tengkorak kita.

Dalam buku THE SECOND BRAIN (OTAK KEDUA), Dr. Michael Gerson melaporkan bahwa ada seratus juta neurotransmiter yang melapisi usus, jumlah perkiraan yang sama dengan yang ditemukan di otak. Tampaknya kemampuan untuk ekspresi perasaan dan emosional kita tergantung terutama pada usus lalu pada otak di tingkat lebih rendah.

Gerson mengatakan, “usus mungkin lebih intelektual dari pada jantung dan dapat memiliki kapasitas yang lebih besar untuk perasaan.” Beberapa kimia yang meningkatkan suasana hati tampaknya dirilis melalui neurotransmitter di dalam usus ini. Nyali sebagian besar masih merupakan suatu misteri bagi ilmu pengetahuan dan obat-obatan, namun kepentingannya semakin terungkap dan diteguhkan.

Keping koin dari dunia laskar spiritual adalah kekuatan dan keberanian. Setiap orang percaya membutuhkan “cek nyali” untuk kedua harta ini. Tanpa kekuatan dan keberanian yang membakar di perut kita, perjalanan iman kita lembek dan bersifat pengecut.

Tiga kali dalam Yosua 1 Tuhan mendesak umat-Nya untuk menjadi kuat dan berani saat mereka menyerbu Tanah Perjanjian. Rasul Paulus mengingatkan kita: “Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki! Dan tetap kuat!” (1 Kor 16:13). Sama seperti atom-atom harus bersama-sama dalam tabrakan keras untuk menghasilkan tenaga nuklir, begitu juga kekuatan dan keberanian adalah dinamo kembar yang memberi energi kepada iman kita untuk mengatasi dunia.

Ada sesuatu yang hilang dalam iman yang diberitakan saat ini. Kita diajarkan bahwa iman adalah kesepakatan jiwa dengan firman Allah. Kita terus bersepakat namun tetap kalah dalam pertempuran setiap hari dengan Iblis. Unsur yang hilang berada di ranah nyali. Di sinilah pertempuran iman itu benar-benar diperjuangkan.

Persetujuan jiwa saja hanyalah berharap dan tidak memerlukan kekuatan atau keberanian. Persetujuan nyali adalah keinginan terdalam yang dinyalakan oleh semua kekuatan dan keberanian yang bisa dikerahkan oleh seorang pahlawan. A.W. Tozer berkata, “Bisa dikatakan tanpa kualifikasi bahwa setiap manusia adalah sama suci dan penuh Roh sebagaimana yang ia ingin jadi. Dia mungkin tidak menjadi sama penuh sebagaimana yang ia harapkan, tapi dia pasti menjadi sama penuh sebagaimana yang ia inginkan.” Iman yang benar lahir di dalam perut kegairahan “menginginkan” bukannya perairan stagnan mental “berharap.”

Orang-orang Yahudi mempercayai kasih sayang terdalam manusia terkait dengan daerah ginjal dan usus. Alkitab King James menerjemahkan tempat ini sebagai “tali kendali” (Mzm 7:9). Alkitab New American Standard menerjemahkan daerah ini sebagai “batin” (Mzm 139:13) dan “keberadaan terdalam” (Ams 23:16). Akal sehat menerjemahkan kata ini sebagai “nyali/ keberanian.”

Yesus menegaskan hal ini ketika Ia berkata, “Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya (KJV: akan mengalir aliran-aliran air hidup.” (Yoh. 7:38). Buku tentang Martyrs oleh Foxe menjelaskan “kegigihan perut” sebagai suatu kualitas kunci dari juara-juara spiritual. Biarlah setiap orang percaya meraih kekuatan nyali yang sama ini dalam pertempuran melawan kejahatan.

Pelari Olimpiade legendaris Steve Prefontaine mengatakan, “Banyak orang menjalankan perlombaan untuk melihat siapa yang paling cepat. Aku berlari untuk melihat siapa yang paling memiliki nyali.” Prefontaine memahami bahwa nilai suatu kompetisi yang benar bukanlah mengenai kemampuan, tetapi keinginan batin. Secara rohani, Tuhan juga menghargai keberanian lebih daripada kemampuan karena “kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat” (Pkh. 9:11). “Perlombaan” spiritual dimenangkan dengan “ketahanan” memilukan oleh nyali yang menolak untuk menjadi “tawar hati” (Ibr 12:1-4).

Disraeli mengatakan, “Manusia hanya benar-benar hebat (menjadi besar) ketika ia bertindak dari gairah.” Biarlah setiap orang perkasa menginginkan kebesaran penuh gairah dalam pelayanan Tuhan kita. Manusia merasa paling hidup dan paling sukses saat nyali mereka terbakar. Hal ini berlaku dalam perang, olahraga dan cinta.

Kegairahan yang benar mengalir dari perut dalam bentuk kegembiraan, keinginan dan usaha. Nilailah kekuatan dan keberanian sebagai bahan bakar iman yang menempatkan halilintar di perut Anda dan kemenangan dalam hidup Anda. Ingat, kekuatan spiritual ditambahkan dengan keberanian spiritual sama dengan nyali spiritual. Selesaikanlah persamaan itu sekarang dengan sungguh-sungguh mencari Tuhan untuk berkat ini. “Pada hari aku berseru, Engkaupun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.” (Mzm 138:3).

bold and strong answeredDalam pemikiran Ibrani, ginjal secara spiritual melambangkan kehendak Allah bagi hidup kita. Tuhan memiliki suatu naskah yang disebut “volume buku,” di dalam mana tertanam kehendak Allah yang sempurna untuk setiap saat, setiap hari selama sisa hidup kita. Rujukan terhadap buku takdir ini mungkin dapat disebut terdapat dalam ayat-ayat berikut: Ibr. 10:7; Mzm. 40:7. Tampaknya “ginjal” kita, sebagai simbol atau sebutan lain dari roh kita, mungkin “on line” dengan volume buku itu karena berkaitan dengan naskah kehidupan pribadi kita.

Alkitab memberitahu kita bahwa ginjal kita mengajar kita (Mazmur 16:7), terutama pada malam hari saat kita tidur dan di pagi hari ketika kami pertama kali mencari Tuhan. (Yesaya 50:4; Yer 7:13, 25; 11:7; 21:12; 25:34; 26:5; 29:19; 32:33; 35:14-15; 44:4; Mzm. 30:5). Selain itu, ketika Mzm. 73:21 mengatakan, “buah pinggangku (tali kendaliku) menusuk-nusuk (saya) rasanya,” kata “menusuk” (shanan) juga berarti “mengajar dengan tekun” (lihat kata yang sama itu digunakan dalam Ulangan 6:7). Jadi ayat ini bisa dibaca mengatakan bahwa “Saya dengan tekun diajar dalam ginjal saya.” Tuhan menguji dan menyelidiki tali kendali kita untuk tujuan kita menerima instruksi kehendak-Nya di dalam nyali kita dan juga urapan untuk melakukannya. (Filipi 2:13; lihat juga Mzm 7:9; 26:2; Amsal 11:20; Yer 17:10; 20:12; Wahyu 2:23).

2 Timotius 1:9 mengatakan tujuan kita dalam Tuhan telah diberikan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum dunia dimulai. Jika di dalam usus kita ada tertanam sebuah gulungan kebijaksanaan ilahi dan pengurapan tak terbatas untuk berjalan sebagai anak-anak terang, maka kita harus gigih memegangnya.

Nyali (pengetahuan viseral) kita karena itu mungkin menjadi titik sentuh antara Allah dan manusia. Dari titik sentuhan ini sungai dari air kehidupan mengalir melalui hati kita, pikiran dan tubuh. (Yoh. 7:38). Bukankah menarik bahwa ginjal menghasilkan 200 liter air murni laboratorium setiap hari! Sungguh suatu penghargaan bagi nyali kita sebagai sumber penyegaran murni dan pembersihan keberanian fisik maupun spiritual.

Mungkin sudah waktunya kita mulai lebih menjalani hidup dari nyali dengan mengingat takdir kita.

  

Catatan:

Ini adalah terjemahan dari catatan yang ditulis oleh Richard Murray.

You can also read the original English note on facebook: GET TO KNOW YOUR “GUT”


Tuesday, May 19, 2015

Implikasi dari #Waktu

Mari kita bergembira dalam spekulasi yang mencengangkan tentang implikasi dari “waktu.”
Mari saya mulai dengan pertanyaan.
Dari sudut pandang Allah:
– Kapan Adam berjalan dengan Tuhan?
– Kapan Abraham mengenali Allah adalah sahabat-Nya?
– Kapan Musa bertemu Tuhan dalam semak yang terbakar?
– Kapan Daud menari di depan tabut kehadiran Tuhan?
– Kapan Yesus dibangkitkan oleh kehadiran Tuhan?
– Kapan Anda pertama kali mengenal Allah sebagai Abba Anda?

Jawabannya adalah bagi Allah, semua peristiwa ini terjadi ….. SEKARANG. Atau dengan cara yang lebih baik, mereka semua sedang terjadi SEKARANG.
Untuk Tuhan, SEMUA peristiwa terjadi secara bersamaan. Mengapa? Karena dengan menggunakan frase Kurt Vonnegut, Allah “tidak mandek dalam waktu.”

time-eyeInilah sebabnya mengapa kita diperingatkan, “Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.” 2 Petrus 3:8. Waktu untuk Allah semata-mata BUKANLAH hal yang sama seperti waktu untuk manusia.

Ini juga menjelaskan mengapa Yesus, sebagai Anak Domba Allah, telah disembelih sejak penciptaan dasar bumi. Alkitab mengatakan Allah berhenti pada hari ketujuh dari SEMUA pekerjaan-Nya KARENA Dia mengalami semua manusia untuk semua waktu dan semua peristiwa secara bersamaan.

“Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih sejak dunia dijadikan. Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!” Wahyu 13:8-9, NKJV.

“Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian seperti yang Ia katakan: “Sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku,” sekalipun pekerjaan-Nya sudah selesai sejak dunia dijadikan.” Ibrani 4:3.

Game over, bung.

Ini seperti permainan catur di mana Tuhan membuat semua gerakan-Nya dalam satu giliran. Apa yang tampaknya seperti satu linier, “satu-langkah-dalam-satu-waktu,” permainan di mana Allah bergerak pertama, KEMUDIAN kita bergerak, KEMUDIAN Dia bergerak, adalah sebenarnya satu gerakan permainan tunggal bagi Tuhan.

Inilah prinsip simultanitas. Ini benar-benar memperlihatkan predestinasi linear sebagai suatu cacat karena Allah tidak bergerak dalam waktu linier. Seperti lintasan lari dengan jalur yang berdekatan, kita tidak berjalan di depan Abraham atau Musa, tetapi di samping mereka, setidaknya dari perspektif Allah. Gunung transfigurasi mengungkapkan lintasan lari ini ketika Musa dan Elia secara bersamaan muncul di sebelah Yesus dalam bentuk fisik.

Jadi, itu bukan soal pra-tujuan melainkan pasca-tujuan. Permainan ini “mulai” maupun “selesai” pada saat yang sama. Allah sedang membimbing semua ciptaan kembali kepada-Nya, beberapa mengambil rute waktu lebih lama dan beberapa lebih pendek berdasarkan respon masing-masing, tapi semua juga di mata Tuhan SUDAH duduk dengan Dia SEKARANG di sorga. Jadi, Allah secara bersamaan mengalami kejatuhan kita, pembaharuan kita dan pemuliaan kita semua pada saat yang bersamaan.

“Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku, yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana, yang berkata: Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan,” Yesaya 46:9-10.

isaiah-46-9-10-religion-hd-wallpaper-1920x1200-3641Sementara beberapa teolog tidak setuju dengan pemahaman terhadap waktu yang ini, beberapa teolog terkenal sudah pasti setuju.

“Tuhan tahu semua kejadian dalam satu tindakan kohesif tunggal kesadaran, yang kontras dengan bentuk-bentuk terbatas yang diketahui mungkin bagi makhluk ciptaan yang berada di bawah persyaratan waktu (Yohanes 17:24; Efesus 1:4; 2 Timotius 1:9). Kemahatahuan Ilahi berarti bahwa Allah menggenggam semua waktu seolah-olah itu adalah satu keutuhan – sekarang: ‘Bagi Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun, dan seribu tahun sama seperti satu hari’ (2 Petrus 3:8; Mazmur 90:4). Cara Tuhan dalam mengalami waktu adalah dalam simultanitas radikal di mana masa lalu, masa sekarang, dan masa depan saling berpadu tanpa dipenjarakan sebagai pikiran-pikiran yang terbatas dalam iring-iringan gerakan dari masa lalu ke masa kini ke masa depan.

Tidak seperti manusia fana yang hidup dalam waktu, Tuhan selalu telah ada (Kejadian 21:23) dan akan ada (Ulangan 5:23). Tetapnya Tuhan “tidak berubah seperti pergeseran bayangan” (Yakobus 1:17). Allah merangkul waktu dalam pemahaman sepenuhnya, sedangkan kita mengalami waktu hanya dalam mode berlalunya yang menghilang secara konstan. Melalui doa oleh kasih karunia orang percaya berpartisipasi dalam pelukan pengetahuan Allah akan waktu.

Waktu adalah bagian dari susunan yang telah diciptakan, yang berbeda dengan esensi ilahi. Dengan dunia, waktu diciptakan. Sebelum ada waktu, tidak ada satupun selain Allah. Oleh karena itu tidak ada waktu ketika Engkau belum menciptakan apa-apa, karena Engkaulah yang menciptakan waktu sendiri” (Agustinus, Conf. 11.14). Kehidupan kekal menunjuk kepada suatu kehidupan yang beregenerasi untuk pantas hidup di hadapan Allah yang hidup dan kekal (Yohanes 5:24) Thomas C. Oden, A CLASSIC KEKRISTENAN: A SYSTEMATIC THEOLOGY, HarperOne, pp 825-826 (1992).

“Karena Allah hidup dalam suatu masa kini yang kekal, Dia tidak memiliki masa lalu dan masa depan. Ketika kata-kata penunjuk waktu muncul dalam Kitab Suci, kata-kata itu merujuk ke waktu kita, tidak ke waktu-Nya. Ketika keempat makhluk di hadapan tahta itu berseru siang dan malam, “Kudus, kudus, kudus, Tuhan Allah Yang Mahakuasa, yang telah ada, dan yang ada, dan yang akan datang,” mereka mengidentifikasi Allah dengan aliran kehidupan makhluk ciptaan dengan tiga bentukan kata waktu yang akrab; dan ini adalah benar dan baik, karena Allah telah secara berdaulat menghendaki demikian untuk mengidentifikasi diri-Nya. Tapi karena Allah tidak diciptakan, Dia sendiri tidak dipengaruhi oleh rangkaian perubahan berturut-turut yang kita sebut waktu.” AW Tozer, THE KNOWLEDGE OF THE HOLY (PENGETAHUAN DARI YANG KUDUS).

“..Akulah Allah .. yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana, yang berkata: Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan,” Yesaya 46:9-10.

“Nunc fluens facit tempus, nunc Stans facit aeternitatem. Masa kini yang berlalu menghasilkan waktu, masa kini yang bertahan menghasilkan keabadian.” Boethius (c. 475 – 525).

“Di mata Tuhan, tidak ada sebelum dan sesudah. ​​Setiap saat dari waktu terjadi simultan bagi Allah.” Michael Novak, Teolog Katolik.

Apakah pikiran Anda sudah mengembang? Saya tahu pikiran saya sudah.

Catatan:

Ini terjemahan dari pos yang ditulis oleh Richard Murray.

You can also read the original English note on facebook: The Implications of “Time.”


Thursday, May 14, 2015

#Pelajaran Dari #Elia

Salah satu hal yang paling penting yang telah pernah Tuhan berbicara kepada saya diambil dari bagian Alkitab yang melibatkan nabi Elia. Setelah saya melihat apa yang ayat-ayat itu benar-benar katakan, itu terkait dengan banyak kebenaran lainnya bersama-sama dan membuat dampak besar pada hidup saya. Ini begitu sederhana sehingga setelah Anda melihatnya, Anda akan bertanya-tanya bagaimana sebelumnya Anda tidak pernah melihat itu.

Inilah yang dikatakan dalam 1 Raja-raja 17:2-4:

EliaKemudian datanglah firman TUHAN kepadanya: “Pergilah dari sini, berjalanlah ke timur dan bersembunyilah di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan. Engkau dapat minum dari sungai itu, dan burung-burung gagak telah Kuperintahkan untuk memberi makan engkau di sana.”

Penyediaan Elia tidak berada di mana dia tadinya berada; itu berada di tempat mana Allah telah menyuruhnya pergi! Ini sungguh dalam!

Beberapa dari Anda memperoleh kesan dari Allah untuk melakukan sesuatu. Mungkin Anda seharusnya memulai bisnis baru, membuat perubahan pekerjaan, pindah ke kota lain, pergi ke sekolah Alkitab, berbicara dengan seseorang, dll. Anda ingin melakukannya, tapi Anda menahan diri karena penyediaan belum ada. Anda mengatakan, “Tuhan, saya tidak bisa melakukan apa yang Engkau minta tanpa terlebih dahulu melihat penyediaan itu. Bagaimana saya bisa tahu semua hal ini akan berhasil.” Prinsip dalam 1 Raja-raja ini berlaku langsung ke situasi Anda. Allah mengirimkan penyediaan untuk kebutuhan Anda bukan di mana Anda sedang berada, tetapi ke tempat mana Dia menyuruh Anda untuk pergi! Pertanyaannya adalah, “Apakah Anda berada ‘disana’.” Beberapa dari Anda tidak mengalami penyediaan supranatural karena Anda tidak berada “disana.” Ada tempat yang disebut “disana” untuk Anda.

Dalam ayat 4, Tuhan berkata, “Aku telah memerintahkan gagak,” (penekanan saya), yang berarti Dia sudah berbicara kepada burung-burung gagak tersebut dan mereka sedang dalam perjalanan mereka ke tempat Elia seharusnya pergi.

I Raja-raja 17:5 mengatakan,

Lalu ia [Elia] pergi dan ia melakukan seperti firman TUHAN; ia pergi dan diam di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan.
(Kurung dari saya)

Dengan kata lain, jika Elia tetap tinggal di mana dia berada, dia bisa saja berdoa dan berpuasa, sambil mengatakan, “Tuhan, mengapa Engkau tidak menyediakan kebutuhan saya.” Tapi dia tidak akan melihat penyediaan Allah jika ia tidak pergi kemana Allah telah instruksikan.

Salah satu alasan kita tidak melihat penyediaan yang lebih besar dari Allah secara finansial, emosional, ataupun dalam keadaan-keadaan kita adalah karena kita tidak melakukan apa yang Tuhan telah katakan kepada kita untuk dilakukan. Kita memiliki perkataan dari Tuhan yang kita belum tindaki. Kita berada di tempat lain selain di tempat mana Dia telah menyuruh kita untuk berada.

Sekarang, ini adalah poin penting karena saya banyak berkhotbah tentang kasih karunia Allah. Saya berbicara bahwa bagaimana kasih karunia Allah adalah bagaimana Dia memberikan berbagai hal dan bahwa itu tidak didasarkan pada ketaatan atau kekudusan kita. Allah mengasihi kita tanpa bergantung pada kinerja kita – itu benar secara mutlak! Tapi apakah ini berarti menaati-Nya tidak penting. Justru sebaliknya. Saya percaya Tuhan memiliki rencana bagi hidup saya dan bahwa Dia memilih saya sejak dalam kandungan ibu saya dan menahbiskan saya untuk menjadi seorang nabi dan melayani. Saya percaya Dia memiliki hal-hal besar yang direncanakan bagi saya, hal-hal yang diperuntukkan bagi saya yang memiliki label nama saya padanya. Tapi jika saya tidak menaati, melangkah dan melakukan apa yang Dia katakan untuk saya lakukan, Tuhan masih akan menyediakan, tapi saya yang akan melewatkannya. Saya harus pergi ke “sana”. Saya tidak percaya Tuhan begitu saja membuat hal-hal menjadi terwujud; itu membutuhkan kerjasama dari pihak kita.

Hal ini tidak dimaksudkan untuk menyakiti atau menuduh siapa pun, karena saya tahu bahwa beberapa dari Anda berpikir, Mungkin itu sebabnya hal-hal tidak berhasil dalam hidup saya saya belum menaati apa yang Tuhan katakan untuk saya lakukan! Yah … itu sama sekali benar! Ini bukan berarti bahwa Tuhan tidak akan memberkati Anda karena Anda tidak mendengarkan-Nya; tapi bahwa berkat-Nya itu ada “disana”! Jika alasan Anda tidak akan melangkah keluar karena Anda memiliki semacam bentuk “keamanan” tapi Anda sengsara dan hal-hal tidak berjalan dengan benar, saya mendorong Anda untuk melakukan apa yang Tuhan katakan untuk Anda lakukan.

Saya bermain football di SMA, dan apa yang saya bicarakan ini mirip dengan bagaimana seorang quarterback melemparkan bola ke seorang penerima yang waspada. Seorang quarterback tidak membuang bola ke tempat penerima itu berada; ia melemparkannya ke tempat penerima itu harus berada. Jika ia tidak melakukan itu, ia akan melewatkan si penerima. Demikian juga, Allah sedang memenuhi semua kebutuhan Anda – Dia sedang mengirimkan pasokan-Nya ke tempat yang Dia suruh untuk Anda berada.

Contoh lain mengenai hal ini adalah tentang calon-calon mahasiswa Alkitab kita. Tuhan berfirman kepada mereka dan mengatakan untuk datang ke sekolah Alkitab, tetapi mereka bergumul dengan itu karena mereka punya pekerjaan yang baik, rumah bagus, keluarga, dan teman-teman yang mereka tidak ingin tinggalkan. Keamanan dari hal-hal itu menahan mereka dari mengambil langkah iman karena mereka tidak melihat bagaimana Tuhan akan menyediakan. Tapi saya sudah melihat bahwa apa yang saya berbagi menjadi inspirasi ratusan orang. Dan ketika mereka sampai ke tempat mereka yang disebut “di sana,” mereka menemukan diri mereka dengan pekerjaan yang lebih baik dan rumah yang lebih baik, dan hal-hal menjadi berhasil. Seluruh hidup mereka berubah. Dan tidak akan ada cara untuk mengantisipasi hal ini sebelum mereka mengambil langkah iman itu. Saya katakan, ketika Anda keluar dari keraguan dan menuju ke tempat Anda yang disebut “di sana,” ketika Anda mulai melakukan apa yang Tuhan panggil untuk Anda lakukan, ada penyediaan supranatural. Ini adalah salah satu pelajaran besar dari kehidupan Elia.

elijah-ravens_detailMari kita lihat 1 Raja-raja 17:6:

Pada waktu pagi dan petang burung-burung gagak membawa roti dan daging kepadanya, dan ia minum dari sungai itu.

Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, saya percaya bahwa karena Allah telah memerintahkan gagak-gagak itu, jika Elia tidak taat, Allah akan masih setia untuk mengirim penyediaan kemana Dia menyuruhnya pergi. Saya percaya bahwa gagak ini akan membawa roti dan daging setiap pagi dan sore tapi itu semua akan menumpuk di samping sungai dan menjadi sampah. Elia bisa mati kelaparan meskipun Allah telah setia menyediakan kebutuhannya.

Berikut ini sesuatu yang lain untuk dipertimbangkan: Bagaimana Elia tahu untuk pergi ke tempat mana di sepanjang sungai Kerit. Jika sungai itu sepuluh mil panjangnya, ia bisa saja lima atau sepuluh mil jauhnya dari tempat gagak yang membawakan dia makanan. Gagak bisa terbang lebih cepat dari pada yang Elia bisa berjalan atau berlari. Saya yakin bahwa salah satu cara ia tahu ia berada di tempat yang tepat itu karena gagak sudah “ada” dengan roti dan daging. Ketika Elia melihat penyediaan yang Allah telah janjikan, itu adalah salah satu tanda bahwa ia berada di tempat yang tepat.

Hal yang sama akan berlaku bagi Anda ketika Anda melangkah. Anda harus mengambil langkah iman tanpa jaminan bahwa hal-hal akan bekerja. Dan kemudian Anda akan mulai melihat penyediaan Tuhan. Ini akan mengkonfirmasi bahwa Anda sedang menuju ke arah yang benar dan melakukan apa yang Dia katakan untuk Anda lakukan. Anda akan mampu mengatakan, “Adalah Tuhan yang mengatakan kepada saya untuk melakukan hal ini.”

Inilah bagaimana itu bekerja dalam hidup saya. Saya belum melihat penyediaan Allah secara kebetulan. Saya telah menerapkan apa yang 1 Raja-raja 17 bicarakan dan mengambil langkah-langkah iman kemana saya berada. Dan saya akan terus mengambil langkah-langkah iman. Yang harus Anda lakukan untuk memulai adalah mengambil langkah iman. Ada tempat yang disebut “disana” untuk Anda. Ini tidak selalu adalah suatu lokasi; Anda mungkin tidak harus mengubah tempat Anda tinggal. Itu bisa saja berupa perubahan sikap atau keputusan yang Anda butuh buat. Tetapi ketika Anda mengambil langkah iman dan mulai mengikuti apa yang Allah beritahu Anda lakukan, ada aliran penyediaan supranatural – tidak hanya keuangan, tetapi juga damai, sukacita, berkat, urapan, pengaruh, kekuasaan, dan otoritas – yang Anda tidak bisa duplikasi dengan semua usaha manusia Anda. Semua hal-hal semacam ini mengikuti kepatuhan terhadap firman Tuhan.

Anda dapat melihat kehidupan Elia; ia bukanlah siapa-siapa sebelum ia mendengar firman dari Tuhan dan bertindak di atasnya. Tapi kemudian – boom – setelah ia melangkah keluar dalam iman, ia menjadi sosok yang dominan di bangsa itu. Dia diberkati, keajaiban-keajaiban mulai terjadi, seseorang dibangkitkan dari antara orang mati, dan suatu kebangunan rohani terjadi. Anda harus menemukan tempat Anda yang disebut “disana” dan kemudian berada di sana! Ini tidak boleh tidak. Saya beritahu Anda, ini bisa mengubah hidup Anda jika Anda mau bertindak di atasnya.

Elia mt-carmel

Catatan:

Tulisan ini adalah terjemahan artikel yang ditulis oleh Andrew Wommack di websitenya.

You can also read the original English article “Lessons From Elijah”.


Wednesday, May 6, 2015

Haruskah Orang #Kristen Menggunakan #Kekerasan untuk Membela Diri?

“Apa yang akan Anda lakukan jika penyusup menyerang Anda dan keluarga Anda? Akankah Anda menggunakan kekuatan mematikan untuk melindungi mereka?”
Siapa yang tahu pasti apa yang akan mereka lakukan, sehingga pada suatu tingkatan, itu adalah hipotesis yang tidak diketahui.
“Tapi bukankah kita harus membela diri dan orang lain dari para penyerang?”
Nah, Yesus diserang oleh massa rajam beberapa kali, tetapi secara supranatural Dia hanya menyelinap lewat di tengah-tengah mereka setiap kali tanpa pernah menyerang balik. Dia juga melakukan intervensi untuk menjaga orang lain tidak dilempari batu sampai mati oleh massa pembunuhan, tetapi tanpa melakukan kekerasan sendiri. Dia mengatakan orang-orang yang hidup dengan pedang akan mati oleh pedang, sehingga sulit untuk menggunakan-Nya sebagai model positif untuk menganjurkan kekerasan.
no violence

Sukai blog ini / Like this blog:

Popular Posts